Aceh Buka Donasi untuk Bantu Pengungsi Rohingya-Bangladesh

  • Budi Nahaba

Seorang anak yang diyakini sebagai seorang Rohingya, makan di tempat penampungan setelah diselamatkan bersama ratusan lainnya di Lhoksukon, Aceh, 12 Mei 2015.

Petugas-petugas kemanusiaan pekan ini menyatakan mereka telah membuka akses kepada publik yang akan mendonasikan bantuannya untuk para pencari suaka dari Rohingya-Bangladesh yang terdampar di lepas pantai provinsi Aceh.

Kaum Muda hari Minggu (17/5) membentuk Aliansi Aceh Peduli Rohingya dengan mengerahkan relawan gabungan lintas komunitas guna menggalang dana untuk pengungsi Rohingya dan Bangladesh di Aceh dan Sumatera Utara.

Warga Kota Langsa, Nurul Qamari dari Komunitas Perempuan Peduli mengatakan Minggu (17/5), kegiatan seluruh relawan termasuk distribusi berbagai bentuk bantuan dari sejumlah organisasi terhadap pengungsi Rohingya-Bangladesh berada langsung dibawah kendali petugas pemerintah lokal.

Nurul mengatakan, “Distribusi bantuan cukup banyak dari pemerintah (gabungan) dan bantuan langsung oleh warga, kemarin kami disana langsung mengakses para pengungsinya.”

Petugas pemerintah membangun posko induk kesehatan, tambah Nurul, pemerintah medirikan dapur umum dan posko distribusi logistik untuk pengungsi. Menurut Nurul Beberapa pengungsi tampak lemah, mengalami dehidrasi, trauma dengan kondisi kesehatan cukup kritis, dan hingga Minggu beberapa di antaranya anak dan beberapa pengungsi dewasa masih mendapat perawatan intensip petugas medis, baik di posko kesehatan pengungsian maupun yang dilarikan ke rumah sakit.

Petugas pemerintah melaporkan, imigran Rohingya-Bangladesh berjumlah 790 jiwa pencari suaka hari Jumat lalu (15/5) diselamatkan nelayan Aceh setelah kapal yang mereka tumpangi mengalami kerusakan. Saksi mata nelayan mengatakan, sebelum berhasil diselamatkan, ratusan pengungsi Rohingya-Bangladesh ditemukan kritis, terapung dan terombang ambing di laut dekat perairan Aceh Timur. Sepekan sebelumnya (10/5) nelayan Aceh menyelamatkan 582 jiwa warga Rohingya-Bangladesh di lepas pantai kabupaten Aceh Utara, yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Tokoh Masyarakat Aceh Nurdin Hasan berada di lapangan hingga hari Minggu (17/5), melalui pesan singkat ponselnya menganjurkan kepada para penyumbang agar membantu mendonasikan sandal, kain sarung, mukena dan kupiah, terutama alat komunikasi telepon seluler (ponsel), pengungsi membutuhkan ponsel untuk menghubungi keluarganya di Myanmar dan Bangladesh. Sementara, Lintas komunitas pemuda disejumlah kota-kota kunci di Aceh terus menggalang dana dan membuka posko Aliansi Aceh Peduli Rohingya berpusat di Banda Aceh dengan Koordinator M. Basry dapat dihubungi melalui ponsel +62 85260056335.

Banner bantuan untuk Rohingya

Anggota Parlemen Aceh Komisi Luar Negeri Bardan Sahidi menekankan keutamaan para pemimpin negara di dunia proaktif menghentikan dugaan praktik diskriminasi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang diduga didalangi oleh junta militer yang berkuasa di Myanmar.

“Kepada para pemimpin (dunia) agar mengambil langkah strategis mengakhiri genosida dan pembunuhan terhadap mulsim Rohingya di Myanmar,” kata Bardan.

Media jaringan lokal Aceh melaporkan, Wakil Gubenur Aceh Muzakir Manaf hari Sabtu (16/5) melihat dari dekat kondisi dan penanganan pengungsi di dua wilayah di Aceh itu. Wagub Muzakir menekankan pentingnya rakyat Aceh dan komunitas internasional membantu meringankan penderitaan warga Rohingya-Bangladesh yang mengalami krisis di negerinya.

Wagub Muzakir Manaf dalam kunjungan kerjanya di Aceh Tamiang baru-baru ini menyatakan Aceh berkomitmen membantu para pencari suaka. Wagub menekankan, bahwa Berapa pun jumlah etnis Rohingya (pengungsi pencari suaka) yang terdampar, Aceh siap menampungnya.”

Pemerintah Aceh, sampai Hari Minggu telah mendistribusikan puluhan truk bahan pangan kepada pengungsi Rohingya-Bangladesh, baik yang ditampung di Langsa Aceh Timur maupun di Lhoksukon Aceh Utara. Otoritas imigrasi menyatakan total pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang terdampar di Aceh dan Sumatera Utara mencapai 2000 jiwa.

Sebelumnya, pihak Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan menyatakan, segera menurunkan petugas khusus,setelah membentuk satgas bagi pencari suaka muslim Rohingya-Bangladesh di tanah air. Satuan tugas (satgas) Rohingya-Bangladesh berada dibawah kendali langsung Presiden RI. Selain lembaga-lembaga pemerintah terkait dan badan bantuan dunia PBB UNHCR dan IOM, beberapa organisasi kemanusian nasional PKPU, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menerjunkan puluhan relawan tambahan untuk membantu pengungsi.

Situs resmi organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap ( ACT) melaporkan Sabtu (16/5), pihakya membangun posko Layanan Dapur Sosial khusus untuk anak-anak di lokasi pengungsian Rohingya dan Bangladesh, guna memulihkan keceriaan, menghibur anak-anak dengan aktivitas nonton bareng melalui sajian film-film edukatif.

Untuk donasi warga yang ingin membantu pengungsi Rohingya di Aceh, organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) membuka akses rekening atas nama Program Bantuan untuk Rohingya ACT BII Syariah Nomor Rekening 27 0000 6004, saluran telpon careline 021-7414482. Jemput bantuan via pesan singkat (SMS) 081283853434, Pin BB :27597105, atau menghubungi email: info@act.or.id, relawan ACT akan merespon melayani kelancaran donasi.

Selain ACT, penggalangan donasi untuk Rohingya juga disalurkan oleh sejumlah lembaga kemanusiaan, Dompet Dhuafa, dan Rumah Zakat.

Sejak kudeta 1988, Myanmar berada di bawah kendali junta militer yang dinilai anti demokrasi dan otoriter. Denganpopulasi 50 juta jiwa, Myanmar memiliki luas wilayah 700 ribu kilo meter per segi atau sekitar dua kali luas pulau Sumatera. Sebagai salah satu negara miskin di Asia, per kapita Myanmar hanya sekitar US$ 1000, tidak lebih baik dari Indonesia yang per kapitanya mencapai US$ 5000.​