Para pengunjuk rasa Myanmar kembali menggelar aksi mereka di pusat kota Yangon, Jumat (23/4), menyuarakan tentangan mereka terhadap kudeta militer.
Protes di kota itu berlangsung kembali sementara pemimpin junta militer Myanmar bersiap untuk menghadiri KTT darurat ASEAN di Indonesia.
Para pemimpin ASEAN akan membahas krisis Myanmar pada Sabtu (24/4) di Jakarta, dan Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing diperkirakan akan hadir secara langsung.
Demonstrasi terbuka semacam itu, di kota terbesar Myanmar tersebut, sempat berhenti beberapa pekan karena tindakan keras oleh pasukan keamanan sangat membahayakan para pengunjuk rasa.
BACA JUGA: Wartawan Jepang Minta Junta Myanmar Bebaskan Wartawan yang DitahanAksi protes kali ini diikuti sekitar 150 pengunjuk rasa. Mereka berbaris melalui jalan-jalan besar, sambil menunjukkan salam tiga jari. "Ayo mengaum sampai seluruh kota bisa mendengar suara kita!" teriak pemimpin kelompok itu.
Mereka dengan cepat berpencar ketika kendaraan-kendaraan polisi bermunculan dekat mereka.
Undangan ASEAN terhadap jenderal Min Aung Hlaing telah membuat marah Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintah bayangan yang dibentuk para anggota parlemen terpilih yang disingkirkan. NUG menyatakan, undangan itu seolah melegitimasi perebutan kekuasaannya pada 1 Februari.
BACA JUGA: Mantan Sekjen PBB: DK PBB, ASEAN Harus Segera Ambil Langkah Terpadu soal MyanmarNUG sendiri tidak dilibatkan dalam KTT itu.
Para pemimpin ASEAN kemungkinan akan mendorong penghentian tindakan yang mematikan oleh pasukan keamanan terhadap para pengunjuk rasa, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 700 orang.
Mereka mungkin juga menyarankan pembentukan misi kemanusiaan untuk Myanmar dan memprakarasai dialog antara kedua belah pihak yang bertikai di sana. [ab/uh]