Para aktivis Islamis di Bangladesh membakar rumah-rumah dan toko-toko hari Jumat (13/12) sebagai protes atas eksekusi salah seorang pemimpin mereka yang dinyatakan bersalah melakukan kejahatan perang.
Abdul Qader Mollah digantung mati Kamis malam (12/12), setelah Mahkamah Agung menolak kasasinya pada menit terakhir. Tidak lama setelah itu, media Bangladesh melaporkan beberapa serangan pembakaran dan bentrokan antara polisi dan demonstran Islamis, yang mengakibatkan sedikitnya tiga orang tewas.
Banyak dari serangan-serangan itu dilaporkan ditujukan terhadap para pendukung partai yang berkuasa dan kaum minoritas Hindu, banyak dari mereka berpihak pada Perdana Menteri Sheikh Hasina dan memuji eksekusi itu.
Seorang wartawan VOA di ibukota Dhaka mengatakan hari Kamis keamanan ketat di kota itu sementara keadaan tetap tegang. Partai Mollah, Jamaat-e-Islami, telah menyerukan pemogokan umum di seluruh negara itu hari Minggu.
Mollah dinyatakan bersalah melakukan kejahatan perang pada waktu perang kemerdekaan melawan Pakistan tahun 1971. Para pengeritik khawatir eksekusi itu dapat memulai gelombang baru kekerasan politik sebelum pemilu nasional yang dijadwalkan bulan depan.
Banyak dari serangan-serangan itu dilaporkan ditujukan terhadap para pendukung partai yang berkuasa dan kaum minoritas Hindu, banyak dari mereka berpihak pada Perdana Menteri Sheikh Hasina dan memuji eksekusi itu.
Seorang wartawan VOA di ibukota Dhaka mengatakan hari Kamis keamanan ketat di kota itu sementara keadaan tetap tegang. Partai Mollah, Jamaat-e-Islami, telah menyerukan pemogokan umum di seluruh negara itu hari Minggu.
Mollah dinyatakan bersalah melakukan kejahatan perang pada waktu perang kemerdekaan melawan Pakistan tahun 1971. Para pengeritik khawatir eksekusi itu dapat memulai gelombang baru kekerasan politik sebelum pemilu nasional yang dijadwalkan bulan depan.