Aktivis lingkungan hidup Greenpeace membuang truk batubara di depan pintu Istana Presiden Perancis sebelum subuh hari Rabu, beberapa jam sebelum kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Para aktivis menambahkan truk tersebut mengandung dua kontainer limbah nuklir dengan tritium radioactive di dalamnya.
Mereka mengatakan walaupun air di dalam kontainer mengandung tingkat radioaktif jauh di atas normal, truk tersebut tidak mengancam keselamatan jiwa kru pembersih atau polisi selama tidak tumpah.
Polisi memblokir jalan dan menahan 12 aktivis, dan kru pembersih segera memindahkan batubara dari jalanan.
Aksi yang dilakukan untuk menarik perhatian tersebut bertujuan mengirimkan pesan kepada Presiden Perancis Francois Hollande dan Merkel.
Aktivis Greenpeace Sebastien Blavier mengatakan kelompok tersebut menginginkan kedua pemimpin untuk meninggalkan energi lama yang kotor, yaitu batubara dan nuklir, dan melakukan transisi energi baru.
Greenpeace menginginkan negara-negara Eropa berkomitmen untuk meningkatkan persentase energi terbarukan sampai 45 persen pada tahun 2030.
Saat ini, Perancis mendapatkan paling tidak dua pertiga listriknya dari tenaga nuklir, salah satu proporsi tertinggi di dunia.
Sementara itu Jerman tahun lalu sedikit meningkatkan bagian listrik yang dihasilkan dari batubara sampai sekitar 45 persen.
Aktivis Greenpeace Karsten Smid mengatakan Jerman telah berinvestasi pada energi matahari dan angin, tapi tidak menghentikan industri bahan bakar fosil.
Pecinta lingkungan telah mengkritik peningkatan penggunaan batubara, dan mengatakan batubara adalah sumber energi yang kotor karena banyaknya jumlah karbon dioksida yang dihasilkan ketika dibakar.
Aksi tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keamanan lokasi-lokasi sensitif di Perancis.
Greenpeace Perancis baru-baru ini melakukan aksi termasuk invasi dengan damai ke lokasi-lokasi nuklir Perancis dalam upaya mengekspos bahaya keamanan.
Mereka mengatakan walaupun air di dalam kontainer mengandung tingkat radioaktif jauh di atas normal, truk tersebut tidak mengancam keselamatan jiwa kru pembersih atau polisi selama tidak tumpah.
Polisi memblokir jalan dan menahan 12 aktivis, dan kru pembersih segera memindahkan batubara dari jalanan.
Aksi yang dilakukan untuk menarik perhatian tersebut bertujuan mengirimkan pesan kepada Presiden Perancis Francois Hollande dan Merkel.
Aktivis Greenpeace Sebastien Blavier mengatakan kelompok tersebut menginginkan kedua pemimpin untuk meninggalkan energi lama yang kotor, yaitu batubara dan nuklir, dan melakukan transisi energi baru.
Greenpeace menginginkan negara-negara Eropa berkomitmen untuk meningkatkan persentase energi terbarukan sampai 45 persen pada tahun 2030.
Saat ini, Perancis mendapatkan paling tidak dua pertiga listriknya dari tenaga nuklir, salah satu proporsi tertinggi di dunia.
Sementara itu Jerman tahun lalu sedikit meningkatkan bagian listrik yang dihasilkan dari batubara sampai sekitar 45 persen.
Aktivis Greenpeace Karsten Smid mengatakan Jerman telah berinvestasi pada energi matahari dan angin, tapi tidak menghentikan industri bahan bakar fosil.
Pecinta lingkungan telah mengkritik peningkatan penggunaan batubara, dan mengatakan batubara adalah sumber energi yang kotor karena banyaknya jumlah karbon dioksida yang dihasilkan ketika dibakar.
Aksi tersebut menimbulkan pertanyaan tentang keamanan lokasi-lokasi sensitif di Perancis.
Greenpeace Perancis baru-baru ini melakukan aksi termasuk invasi dengan damai ke lokasi-lokasi nuklir Perancis dalam upaya mengekspos bahaya keamanan.