Aktivis Indonesia Salah Satu Pemenang Goldman Environmental Prize
Ahli biologi Rudi Putra mengkoordinasikan upaya untuk menyelamatkan habitat hutan hujan di Sumatra, yang merupakan tempat dengan keragaman hayati tertinggi di dunia. (Goldman Environmental Prize)
Rudi Putra mengawasi tim perbaikan hutan menebang pohon kelapa sawit di Ekosistem Leuser di Indonesia. (Goldman Environmental Prize)
Pada sebuah pertemuan masyarakat di Aceh, Rudi Putra menunjukkan kemampuannya untuk mengajak para pemimpin setempat untuk bekerja sama dalam proyek-proyek hutan. (Goldman Environmental Prize)
Desmond D’Sa dari Afrika Selatan menolak proyek US$10 miliar untuk mengembangkan pelabuhan Durban, yang menurutnya akan mengusir ribuan warga, memperburuk masalah pengelolaan limbah dan meningkatkan polusi. (Goldman Environmental Prize)
Desmond D'Sa berbicara dalam pertemuan dengan nelayan di Chatsworth, Durban, Afrika Selatan. (Goldman Environmental Prize)
Ramesh Agrawal berhasil menghalangi pembangunan salah satu proyek usulan tambang batu bara terbesar di sebuah daerah yang sudah rusak akibat aktivitas pertambangan, seperti yang satu ini dekat daerah Raigarh, India. (Goldman Environmental Prize)
Ramesh Agrawal dari India mengatakan pada warga desa mereka memiliki hak hukum untuk memblokir proyek pertambangan di tanah mereka. (Goldman Environmental Prize)
Ahli zoologi Rusia Suren Gazaryan telah memimpin berbagai kampanye untuk memaparkan korupsi pemerintah dan eksploitasi ilegal dari lahan-lahan yang dilindungi. (Goldman Environmental Prize)
Untuk menghindari hukuman penjara, Suren Gazaryan kabur ke Estonia, tempat ia meneruskan aktivisme. (Goldman Environmental Prize)
Helen Slottje di Ithaca, New York, lokasi Marcellus Shale, yang menyimpan deposit gas shale bawah tanah terbesar di Amerika Serikat. (Goldman Environmental Prize)
Pengacara Helen Slottje telah memberikan bantuan hukum gratis bagi puluhan kota untuk memberlakukan larangan atas pematahan hidrolik, atau praktik kontroversial untuk mengekstraksi gas dari cadangan gas shale bawah tanah. (Goldman Environmental Prize)
Ruth Buendia pergi meninggalkan kampung halamannya saat masih anak-anak karena perang saudara di Peru. Berhubungan lagi dengan masyarakat di tempat kelahirannya melalui masalah lingkungan, dalam foto ini ia berada di bantaran sungai Ene. (Goldman Environmental Prize)
Dalam upaya menolak pembangunan bendungan-bendungan skala besar, aktivis Peru Ruth Buendia telah bergabung dengan suku asli Ashaninka untuk melindungi tanah mereka. (Goldman Environmental Prize)