Industri tembakau mendapatkan US$7.000 untuk setiap dari lebih dari enam juga orang yang mati setiap tahun akibat penyakit terkait merokok, menurut kelompok advokasi kesehatan Yayasan Paru-paru Dunia (WLF), Kamis (19/3).
Tahun lalu, lebih dari 5,8 triliun rokok dikonsumsi, mirip dengan 2013, karena peningkatan penggunaan tembakau di China mengimbangi penurunan di negara-negara lain, menurut sebuah laporan yang dipimpin oleh WLF dan diluncurkan Kamis.
Dalam laporan global Tobacco Atlas, WLF dan Masyarakat Kanker Amerika mengatakan bahwa pada 2013, tahun sebelumnya dengan data yang tersedia, keuntungan-keuntungan industri tembakau mencapai lebih dari $44 miliar. Sementara itu, 6,3 juta orang tewas akibat penyakit terkait merokok, setara dengan keuntungan $7.000 untuk setiap kematian akibat tembakau.
Laporan itu mengatakan bahwa jika tren-tren saat ini berlanjut, semiliar orang akan mati akibat merokok dan paparan terhadap tembakau abad ini.
Selain mengakibatkan kanker paru-paru, yang seringkali fatal, penggunaan tembakau juga merupakan faktor risiko utama bagi serangkaian penyakit lain. Ini adalah sebab utama yang sebetulnya dapat dihindari di dunia dari kematian dini akibat kondisi kronis, seperti sakit jantung, stroke dan tekanan darah tinggi.
Banyak negara di seluruh dunia telah meluncurkan aturan anti-tembakau, namun Tobacco Atlas menemukan bahwa hanya 10 persen dari populasi dunia yang tercakup larangan komprehensif terhadap iklan, promosi dan sponsor tembakau, dan hanya 16 persen yang tercakup legislasi bebas rokok yang komprehensif.