Putri seorang pembangkang Iran keturunan Jerman yang ditangkap oleh Iran empat bulan lalu ketika melakukan perjalanan di Teluk, mengatakan pihak berwenang Iran telah memperlakukan ayahnya dengan kasar.
Pihak berwenang Iran juga melarang ayahnya mengakses pengacara keluarga dan menayangkan foto-foto baru dirinya yang membuat pengakuan secara paksa.
Dalam wawancara pada Senin (23/11) dengan VOA dari Los Angeles di mana keluarganya tinggal, putri pembangkang Jamshid Sharmahd mengatakan seorang pengacara Iran yang disewa keluarganya pada awal Oktober telah dilarang oleh pengadilan Iran untuk bertemu ayahnya atau mengakses arsipnya sejak itu.
"Pengadilan memberi tahu pengacara kami bahwa ia tidak dapat menemui ayah saya atau melihat surat dakwaan karena kasusnya kini sedang dalam tahap penyelidikan," kata Gazelle Sharmahd.
Iran biasanya hanya mengizinkan pengacara yang masuk dalam daftar yang disetujui pemerintah untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan dugaan pelanggaran keamanan nasional pada tahap penyelidikan.
Sharmahd mengatakan pengacara keluarganya, yang namanya dirahasiakan karena alasan privasi, tidak ada dalam daftar pemerintah. Namun ia mengatakan, pengacara itu berjanji untuk terus berupaya mengakses arsip ayahnya.
Dalam sebuah pernyataan kepada VOA, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan, anggota staf di kedutaan "sering meminta akses konsuler ke orang yang bersangkutan."
Iran jarang mengizinkan tahanan dengan kewarganegaraan ganda, Iran dan asing, untuk mengunjungi konsuler dari pejabat asing karena Iran melarang warganya mempunyai kewarganegaraan lain. [ps/ft]