Rencana pembangunan instalasi pembangkit listrik tenaga batubara dekat kawasan Sundarbans di Bangladeshmenghadapi tentangan keras beberapa kelompok lingkungan. Mereka mengatakan instalasi itu akan menjadi ancaman serius bagi hutan bakau di sana, yang merupakan yang terbesar di dunia.
Pemerintah Bangladesh menegaskan, instalasi yang akan memproduksi listrik sebesar 1.320 megawatt itu tidak akan membahayakan hutan bakau yang diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Alam Dunia.
PM Sheikh Hasina, dalam sebuah konperensi pers yang disiarkan secara nasional, Sabtu lalu, menyalahkan pihak oposisi, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan beberapa kelompok yang beraliansi dengan partai itu, atas kontoversi itu. Ia menuduh mereka melakukan propaganda bermotif politik yang menentang pemerintah.
Bangladesh dan India menandatangani kesepakatan membangun instalasi senilai 1,7 miliar dolar itu pada 2010. Instalasi itu, menurut rencana akan dibangun di Rampal, di sebelah utara Sundarbans.
Menyusul penandatanganan kesepakatan untuk memulai konstruksi instalasi itu bulan lalu, para aktivis lingkungan, mahasiswa, pendukung BNP, dan lainnya melangsungkan sejumlah demonstrasi di berbagai penjuru negara itu yang menuntut pembatalan rencana tersebut.
Namun, dalam sebuah pernyataan bulan lalu, pemerintah mengatakan akan tetap melangsungkan rencananya, dan instalsi itu dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2018. [ab/as]