Aktivis: Warga Jerman yang Dipenjara di Iran Hidup dalam Bahaya

Potongan gambar dari sebuah video menunjukkan seorang demonstran memegang poster berisi tuntutan pembebasan warga Jerman keturunan Iran Nahid Taghavi, yang kini dipenjara di Iran, dalam sebuah aksi di Berlin, Jerman, pada 22 Februari 2023. (Foto: Reuters)

Nyawa seorang warga Jerman keturunan Iran yang kini ditahan di Iran berada dalam bahaya di mana ia sangat kesakitan sehingga hampir tidak bisa bergerak, ungkap sesama tahanan yang juga merupakan aktivis HAM terkemuka pada Minggu (4/6).

Nahid Taghavi, 68, dijatuhi hukuman 10 tahun delapan bulan penjara pada Agustus 2021 setelah ditangkap di apartemennya di Teheran pada Oktober 2020. Ia ditahan dalam sel isolasi di penjara Evin, Teheran.

BACA JUGA: Amnesty: Meningkat, Eksekusi Terkait Narkoba di Iran

Bahkan setelah pembebasan baru-baru ini, belasan pemegang paspor negara-negara Barat tetap ditahan di Iran. Menurut organisasi hak asasi manusia, mereka yang ditahan merupakan bagian dari kebijakan penyanderaan yang diterapkan oleh Teheran dan sengaja ditahan untuk mendapatkan tuntutan.

"Nyawa Nahid Taghavi, seorang tahanan politik, berada dalam bahaya," tulis juru aktivis HAM Narges Mohammadi di Instagram. Mohammadi juga ditahan di penjara Evin, tempat di mana Taghavi ditahan.

Akun Instagram Mohammadi dikelola keluarganya yang tinggal di Prancis, dan ditulis berdasarkan percakapan telepon dengan kerabat. Dengan begitu, meski dipenjara, Mohammadi terus mendesak pemenuhan hak-hak para tahanan di Evin.

Taghavi diizinkan mengambil cuti medis singkat pada 2022, tetapi menurut keluarganya dia dikembalikan ke penjara sebelum pulih. Menurut Mohammadi, Taghavi sudah berada dalam sel isolasi selama 220 hari. Hal tersebut memperburuk kondisi cakram tulang belakangnya. Ia kini juga menderita masalah cakram serviks, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Taghavi dihukum atas tuduhan keamanan nasional bersama warga Inggris-Iran Mehran Raoof, yang juga masih ditahan. Keluarganya dengan keras menolak tuduhan itu.

BACA JUGA: Pemukulan Wartawan Bukan Hal Aneh di Iran, kata Jurnalis Setempat

Iran, pada Jumat (2/6), membebaskan seorang warga Denmark dan dua warga Austria-Iran setelah pembebasan seorang pekerja bantuan Belgia satu minggu sebelumnya.

Pembebasan terjadi berkat hasil mediasi yang dilakukan Oman dan keputusan Belgia untuk membebaskan seorang diplomat Iran yang dihukum atas tuduhan serangan "teror," langkah yang meresahkan beberapa organisasi hak asasi manusia. [ka/jm]