Aktivis Tiongkok, Chen Guangcheng mengatakan bahwa ia dan keluarganya ingin meninggalkan Tiongkok karena merasa khawatir akan keselamatannya.
Chen Guangcheng mengatakan kepada Associated Press dan televisi CNN bahwa ia keluar dari kedutaan hari Rabu setelah Amerika Serikat memperoleh janji dari Tiongkok bahwa ia dan keluarganya akan selamat dan ia akan diizinkan meneruskan pendidikannya.
Chen mengatakan kepada para wartawan bahwa setelah bertemu kembali dengan isterinya, ia diberitahu mengenai ancaman yang dikeluarkan terhadap keluarganya dan ia tidak merasa aman lagi.
Pakar Amerika mengenai Tiongkok, Jerome Cohen, seorang teman Chen, mengatakan kepada VOA bahwa ia tidak tahu apa yang dikatakan Chen setelah ia keluar dari kedutaan Amerika, tetapi ketika mereka terakhir berbicara, Chen sangat gembira mengenai rencana untuk tetap berada di Tiongkok dan bertemu kembali dengan keluarganya.
Cohen mendesak organisasi-organisasi hak azasi dan jejaring sosial agar jangan merongrong persetujuan Amerika-Tiongkok mengenai Chen.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Mark Toner mengatakan kepada wartawan hari Rabu bahwa para pejabat Amerika tidak mendapat ancaman dari Tiongkok mengenai Chen dan bahwa aktivis itu ingin mengejar pendidikan dan meneruskan pekerjaannya di Tiongkok.
Setelah persetujuan dicapai, dutabesar Amerika Gary Locke menyertai Chen ke rumah sakit dimana ia diberi pengobatan dan bertemu kembali dengan keluarganya.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan sebelumnya hari Rabu bahwa dia gembira bahwa pejabat Amerika dapat menyediakan perlindungan bagi Chen dan keluarnya ia dari kedutaan dengan cara yang mencerminkan pilihannya dan nilai-nilai Amerika.
Tiongkok mendesak Amerika agar jangan mengelabui masyarakat mengenai kasus Chen. Persoalan Chen kemungkinan akan membayangi pembicaraan keamanan dan ekonomi tingkat tinggi antara Amerika dan Tiongkok yang mulai hari Kamis. Clinton berada di Beijing untuk pembicaraan itu.
Chen, yang dalam tahanan rumah sejak tahun 2010, melarikan diri dari tahanan tersebut tanggal 22 April dan kemudian berlindung dalam kedutaan Amerika, yang menyulut pertentangan diplomatik.
Chen mengatakan kepada para wartawan bahwa setelah bertemu kembali dengan isterinya, ia diberitahu mengenai ancaman yang dikeluarkan terhadap keluarganya dan ia tidak merasa aman lagi.
Pakar Amerika mengenai Tiongkok, Jerome Cohen, seorang teman Chen, mengatakan kepada VOA bahwa ia tidak tahu apa yang dikatakan Chen setelah ia keluar dari kedutaan Amerika, tetapi ketika mereka terakhir berbicara, Chen sangat gembira mengenai rencana untuk tetap berada di Tiongkok dan bertemu kembali dengan keluarganya.
Cohen mendesak organisasi-organisasi hak azasi dan jejaring sosial agar jangan merongrong persetujuan Amerika-Tiongkok mengenai Chen.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Mark Toner mengatakan kepada wartawan hari Rabu bahwa para pejabat Amerika tidak mendapat ancaman dari Tiongkok mengenai Chen dan bahwa aktivis itu ingin mengejar pendidikan dan meneruskan pekerjaannya di Tiongkok.
Setelah persetujuan dicapai, dutabesar Amerika Gary Locke menyertai Chen ke rumah sakit dimana ia diberi pengobatan dan bertemu kembali dengan keluarganya.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan sebelumnya hari Rabu bahwa dia gembira bahwa pejabat Amerika dapat menyediakan perlindungan bagi Chen dan keluarnya ia dari kedutaan dengan cara yang mencerminkan pilihannya dan nilai-nilai Amerika.
Tiongkok mendesak Amerika agar jangan mengelabui masyarakat mengenai kasus Chen. Persoalan Chen kemungkinan akan membayangi pembicaraan keamanan dan ekonomi tingkat tinggi antara Amerika dan Tiongkok yang mulai hari Kamis. Clinton berada di Beijing untuk pembicaraan itu.
Chen, yang dalam tahanan rumah sejak tahun 2010, melarikan diri dari tahanan tersebut tanggal 22 April dan kemudian berlindung dalam kedutaan Amerika, yang menyulut pertentangan diplomatik.