Aktor Afghanistan Ali Danish Bakhtyari, yang memerankan seorang anak yatim piatu dalam film "The Kite Runner" tahun 2007, telah melarikan diri dari kekuasaan Taliban di negaranya dua kali: yakni pada akhir 1990-an dan pada 2021, ketika AS menarik pasukannya dari Afghanistan.
Pada usia 10 tahun, Ali Danish Bakhtyari berperan sebagai Sohrab dalam film "The Kite Runner" yang dirilis pada 2007.
Dalam film itu, Sohrab, berperan sebagai seorang anak yatim piatu yang menderita. Kedua orangtuanya dibunuh oleh Taliban.
Bagi para aktor kelahiran Afghanistan seperti Bakhtyari, Taliban bukan sekadar fiksi. Keluarga aslinya lari dari kekuasaan Taliban di Afghanistan ketika ia masih kecil pada akhir 1990-an.
"Orang tua saya punya sembilan anak, saya salah satunya," katanya.
Setelah Taliban digulingkan oleh koalisi NATO pada 2001, keluarga Ali kembali ke Tanah Air mereka. Lalu ia mendapat peran dalam "The Kite Runner," yang memberikan gambaran mengenai kekuasaan Taliban.
Namun, pada Agustus 2021, tentara AS mundur dari Afghanistan. Bakhtyari pun terpaksa lari menyelamatkan diri.
"Kami mendengar berita satu demi satu provinsi direbut oleh Taliban setiap hari. Kami tak menyangka Kabul akan jatuh secepat itu," ujar dia.
Khawatir diincar Taliban karena perannya dalam "The Kite Runner," Bakhtyari memutuskan menggunakan koneksinya di AS dan menghubungi seorang produser Paramount Pictures, memohon bantuan.
"Saya membayangkan Taliban akan datang dan menangkap saya dan mengadili saya atau bahkan membunuh saya," tutur Bakhtyari.
BACA JUGA: MA Taliban: 19 Orang Dicambuk di AfghanistanBakhtyari mengatakan Paramount mengatur transportasi dan membantu keluarganya dan seorang aktor Kite Runner lain mencapai Bandara Hamid Karzai di tengah kekacauan. Mereka melewati sebuah gerbang masuk rahasia dan masuk ke pesawat.
"Hidup di bawah ketakutan adalah satu hal. Di sisi lainnya, tidak punya harapan," kata dia.
Dan bagi banyak warga Afghanistan, harapan itu mulai pupus.
Pada 2021, lebih dari satu seperempat juta pengungsi Afghanistan lari dari negara itu, menurut PBB.
"Situasi akan memburuk sebelum membaik," kata Chris Ankersen dari NYU Center for Global Affairs.
Namun, Bakhtyari, kini berusia 26 tahun, masih menaruh harapan akan masa depan Tanah Airnya.
"Pemerintah Afghanistan akan sejahtera lagi. Demokrasi akan mendominasi negeri ini kembali. Tidak akan lama lagi," kata dia,
Untuk sementara, Bakhtyari kembali ke bangku kuliah. Ia mendapat beasiswa bagi mahasiswa yang kehilangan tempat tinggal di Universitas Columbia New York. Pria yang mengambil gelar master teknik sipil itu ingin bisa membantu rakyat Afghanistan suatu hari nanti. [vm/rd]