Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Panama di Selat Hormuz, Rabu (3/5). Ini adalah penyitaan kedua oleh Teheran dalam beberapa hari belakangan, kata Angkatan Laut AS.
Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Timur Tengah mengidentifikasi kapal itu sebagai Niovi. Disebutkan pula bahwa pasukan militer Iran, Garda Revolusi, yang menyita kapal itu.
Angkatan Laut menerbitkan foto-foto selusin kapal Garda Revolusi yang mengelilingi kapal tanker tersebut. Kapal-kapal Iran itu “memaksa kapal tanker untuk mengubah arah dan menuju perairan teritorial di lepas pantai Bandar Abbas, Iran,” kata Angkatan Laut AS.
“Tindakan Iran bertentangan dengan hukum internasional serta mengganggu keamanan dan stabilitas regional,” kata Armada ke-5 dalam sebuah pernyataan. “Gangguan Iran yang terus menerus terhadap kapal-kapal serta campur tangan dengan hak-hak berlayar di perairan regional tidak beralasan, tidak bertanggung jawab serta menjadi ancaman terhadap keamanan maritim dan ekonomi global.”
Iran tidak segera mengakui penyitaan tersebut.
Pekan lalu, Iran menyita sebuah kapal tanker yang membawa minyak mentah untuk Chevron di tengah-tengah ketegangan yang lebih luas antara Teheran dan AS terkait dengan program nuklirnya. Kapal Advantage Sweet itu membawa 23 warga India dan satu orang Rusia.
Penyitaan hari Rabu oleh Iran itu merupakan yang terbaru dari serangkaian penyitaan kapal dan ledakan yang mengguncang kawasan itu.
Berbagai insiden itu dimulai setelah presiden AS ketika itu, Donald Trump secara sepihak menarik keluar AS dari perjanjian nuklir Iran dengan negara-negara berpengaruh. Perjanjian itu membuat Teheran secara drastis membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi. [uh/lt]