Militan Pro Al-Qaida Sita Senjata Pemberontak Suriah yang Didukung AS

Kelompok militan Jabhat al-Nusra atau Front al-Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaida mengibarkan bendera kelompok mereka di Suriah (foto: dok).

Militan pro al-Qaida menduduki kota yang dikuasai pemberontak di Suriah utara hari Minggu (13/3), menangkap anggota bersenjata oposisi Suriah yang didukung Amerika dan menjarah penyimpanan senjata milik Lasykar Pembebasan Suriah.

Kantor berita Associated Press mengatakan, para militan Front al-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaida beserta dengan sekutu jihadis lainnya telah bergerak untuk menduduki wilayah yang dikuasai pemberontak di provinsi Idlib, memadamkan demonstrasi serta menyingkirkan milisi nasionalis sejak sebagian gencatan senjata diberlakukan dua pekan lalu terhadap konflik di negara itu yang telah berlangsung selama lima tahun.

Seorang juru bicara mengatakan di Twitter hari Minggu (13/3), anggota al-Nusra menggerebek dari rumah ke rumah di kota Maarat Numan dan menangkap kader-kader beserta anggota dari faksi Jund al-Aqsa. Tujuh anggota tewas dalam pertikaian itu.

Badan Pengawas HAM Suriah, kelompok pemantau yang berkantor di Inggris mengatakan, Front al Nusra merebut tank-tank anti rudal, kendaraan-kendaraan berlapis baja, sebuah tank dan senjata-senjata lain dari gerilyawan yang didukung dan menerima senjata, latihan dan uang dari pemerintah Amerika. Dikatakan, Nusra dan Jund al-Aqsa menangkap 40 anggota oposisi Suriah yang dipersenjatai.

Sebelum perang, penduduk Maarat Numan hampir 60.000 jiwa dan menyaksikan demonstrasi paling bersemangat yang menyerukan penggulingan Presiden Bashar Assad di wilayah yang dikuasai pemberontak selama dua minggu terakhir, selagi gencatan senjata yang sebagian ditengahi oleh AS dan Rusia itu, relatif mengantarkan perdamaian ke banyak daerah yang terkepung.

Namun, militan jihad telah berulang kali mencoba mencegah demonstrasi di provinsi Idlib, di mana mereka memiliki kehadiran yang kuat. Tantangan ini telah mengancam akan meretakkan pasukan-pasukan yang bersekutu dan mencegah pasukan pemerintah Suriah merebut kembali Suriah utara.

Menurut laporan pihak oposisi, Front al Nusra dan Jund al-Aqsa melarang demonstrasi di kota Idlib pekan lalu, menangkap beberapa demonstran dan dituduh mengganti bendera tiga warna dari pemberontak Suriah dengan bendera hitam gerakan Al-Qaida.

Kelompok Jihad garis keras lainnya, Ahrar al-Sham berpihak pada demonstran, namun tidak menyebutkan nama pihak yang bertanggung jawab.

Para pendukung al-Nusra menyerbu demonstrasi lain di Maarat Numan Jumat, juga membawa spanduk hitam, tetapi dikalahkan para pengunjuk rasa yang jumlahnya lebih banyak. Desas-desus beredar Sabtu, bahwa Divisi ke 13 yang mempertahankan kehadirannya di kota ituberusaha mengusir al-Nusra. Tetapi pada hari Minggu pagi, jelas bahwa justru kelompok al-Nusra yang telah berhasil mengalahkan pesaing mereka.

Front al-Nusra menangkap para anggota pemberontak dari divisi ke 12 Lasykar Pembebasan Suriah yang didukung oleh AS musim panas lalu dan menyita senjata mereka. Insiden ini telah mempermalukan program pemerintah AS yang bertujuan melatih dan mempersenjatai para pemberontak “moderat” dan disaring secara hati-hati itu. [ps/jm]