Para aktivis di seluruh Asia mengadakan unjuk rasa pada Minggu (28/2) untuk mendukung protes-protes menentang kudeta militer di Myanmar. Aksi "Aliansi Teh Susu" tersebut menunjukkan semakin besarnya pengaruh gerakan pemuda lintas batas dalam mendorong demokrasi.
Sekitar 200 orang di Taipei dan puluhan di Bangkok, Melbourne dan Hong Kong turun ke jalan-jalan sambil mengibarkan bendera dan poster bertuliskan #MilkTeaAlliance.
Tagar itu, yang pertama kali digunakan sebagai protes menentang serangan online dari para nasionalis di Tiongkok, digunakan jutaan kali pada Minggu (28/2). Nama itu digunakan karena banyak warga di Thailand, Hong Kong dan Taiwan yang menyukai minuman teh susu.
Para aktivis di Indonesia dan Malaysia mengadakan protes-protes online. Dan ribuan orang lain, dari Asia Tenggara dan wilayah lain, ikut serta dalam kampanye media sosial, mengunggah pesan-pesan dan karya seni.
Unjuk rasa di Asia itu terjadi pada hari paling berdarah di tengah protes berminggu-minggu di Myanmar. Polisi pada Minggu (28/2) melepaskan tembakan terhadap para pengunjuk rasa, termasuk di kota terbesar Yangon, dimana sejumlah aktivis mengusung poster "Aliansi Teh Susu."
Sedikitnya 21 demonstran telah tewas sejak militer merebut kekuasaan serta menahan pemimpin
Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh lain pada 1 Februari. [vm/jm]