Hubungan antara Amerika Serikat dan China yang memburuk tidak banyak mengganggu kampanye lobi dan pengaruh bernilai jutaan dolar di AS yang dilancarkan oleh salah satu perusahaan terbesar China, Alibaba Group, menurut angka yang dicatat oleh organisasi pemantauan AS.
Informasi yang tersedia untuk umum yang dihimpun oleh OpenSecrets, sebuah organisasi nirlaba yang berpusat di Washington, yang melacak dana kampanye dan data lobi menunjukkan, raksasa e-commerce China tersebut menghabiskan lebih dari $2,5 juta untuk melobi AS pada tahun lalu, turun dari sekitar $3 juta pada 2021. Puncaknya sendiri terjadi pada 2020, tahun di mana berlangsungnya pemilihan presiden AS, di mana perusahaan tersebut menghabiskan lebih dari $3,1 juta untuk dana lobinya.
Data menunjukkan, perusahaan itu juga membelanjakan jutaan dolar untuk sumbangan politik kepada sejumlah anggota Kongres AS dan berbagai departemen pemerintah yang bertanggung jawab di bidang perdagangan, keuangan, dan teknologi AS-China.
BACA JUGA: Kebisuan China Soal Balon Mata-mata Berisiko Tingkatkan Ketegangan dengan ASAlibaba, yang memiliki unit bisnis yang beragam meliputi e-commerce, teknologi, layanan pembayaran elektronik, dan komputasi cloud, menduduki peringkat ke-29 dalam daftar perusahaan terbesar di dunia dengan modal pasar mencapai $281,8 miliar.
Sepuluh dari 39 masalah yang dilobi Alibaba pada 2022 terkait dengan perdagangan, sementara delapan lainnya terkait hak cipta, paten, dan merek dagang, menurut analisis OpenSecrets.
Informasi publik menunjukkan bahwa Mercury, sebuah perusahaan lobi, berulang kali melobi Gedung Putih atas nama Alibaba mengenai kebijakan teknologi, akses ke pasar modal AS, masalah terkait e-commerce, dan promosi ekspor perusahaan kecil dan menengah. [ps/rs]