Aliran Lahar Gunung Kilauea Dikhawatirkan Tutup Rute Evakuasi

Lahar akibat letusan gunung Kilauea mengalir ke Samudera Pasifik dekat kota Pahoa, Hawaii (20/5).

Semburan lahar panas dari gunung api Kilauea di Hawaii menyebabkan luka serius bagi seorang penduduk Big Island dan menimbulkan ancaman baru ketika lahar itu mengalir ke Samudera Pasifik.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu terkena “percikan lahar” di balkon rumahnya di kota Pahoa, Sabtu (19/5). Para pejabat juga khawatir kalau aliran lahar dari letusan terbaru itu dapat menutup rute-rute evakuasi utama.

Pancuran lahar berwarna jingga terlihat menyembur lebih dari 5 meter ke udara hari Sabtu, menciptakan sungai-sungai dari batu cair yang menghancurkan beberapa rumah dan membuat jalan-jalan raya utama terancam tertutup. Lahar panas juga menelan korban serius pertama.

Letusan gunung Kilauea yang mulai terjadi awal Mei, tampaknya semakin menghebat. Para pejabat mengatakan, gunung api itu bisa memuntahkan batu cair seukuran kulkas dan bahkan potongan-potongan kecil bisa mematikan.

Penduduk komunitas Leilani Estate, yang paling dekat dengan gunung api, adalah yang pertama mengungsi.

"Mungkin kami bisa kembali dalam seminggu atau sebulan, ancaman akan selalu ada, tetapi tampaknya sekarang ancamannya lebih parah," kata Aren Mike.

Pejabat memerintahkan lebih banyak orang untuk mengungsi pada hari Sabtu ketika aliran lahar melewati jalan raya dan mengalir ke laut, menimbulkan bahaya kesehatan baru.

Seorang pemilik lading pertanian, Don Waguespack mengatakan, "Tampaknya mengalir cukup cepat menuju jalan bebas hambatan atau Highway 137 ke laut. Pada satu titik lahar mengalir menuju ke arah kami dan kami diungsikan. Kami mengungsi dua kali dalam dua minggu terakhir. Dan kemudian aliran lahar sedikit berbelok, kami memutuskan untuk kembali ke rumah. Jadi kami hanya dapat berdoa."

Kini ahli geologi khawatir magma segar dapat muncul di lokasi sejauh 40 kilometer dari puncak gunung api. Abu dan gas beracun dari gunung api itu telah menyebar lebih jauh lagi. Para pejabat kesehatan mengatakan, bahkan mereka yang tinggal jauh dari gunung api itu bisa terkena dampaknya.

"Terutama orang-orang yang mungkin sudah punya masalah pernapasan, harus berlindung atau meninggalkan daerah yang bermasalah. Tetap tinggal di dalam rumah juga baik di daerah-daerah yang tertimpa hujan abu,” ujar Fenix Grange.

Para ahli mengatakan, mereka tidak dapat meramalkan kapan aktivitas gunung api itu akan mereda. [ps/ds]