Seminggu lebih setelah legislatif Makau meloloskan amandemen kontroversial terhadap undang-undang keamanan nasional bekas jajahan Portugis, rasa ketidakpastian menyelimuti tempat perjudian dan tujuan wisata yang semarak dan populer itu. Sebagian orang tetap bungkam mengenai undang-undang yang mulai berlaku minggu ini.
Sejak pengesahan undang-undang tersebut, sebagian wartawan, penulis, dan pebisnis yang dihubungi VOA menolak untuk diwawancarai karena takut akan konsekuensi mengungkapkan kekhawatiran tentang perubahan undang-undang itu.
“Tidak nyaman untuk diwawancarai mengenai undang-undang keamanan nasional,” menjadi jawaban yang umumnya diberikan kepada VOA.
Meski demikian yang lainnya ingin mencari jawaban tentang bagaimana undang-undang itu akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Amandemen, itu disahkan dengan suara bulat oleh legislatif 18 Mei, untuk meningkatkan Undang-Undang mengenai Menjaga Keamanan Nasional, yang pertama kali diberlakukan pada 2009, satu dekade setelah Macao kembali ke kedaulatan China.
Versi yang mirip dengan undang-undang yang diberlakukan oleh Beijing di Hong Kong pada tahun 2020, ini diadopsi oleh legislatif Makau yang pro-China. UU ini mengkriminalisasi pengkhianatan, menganjurkan pemisahan diri, penghasutan, subversi, dan pencurian rahasia negara, serta aktivitas oleh badan politik asing dan afiliasi lokal mereka yang membahayakan ketahanan nasional.
Mereka yang dihukum karena melanggar UU tersebut bisa dikenakan hukuman penjara hingga 25 tahun. [my/jm]