Bursa saham AS menutup sementara perdagangan Senin (16/3) pagi di tengah kerugian tajam segera setelah bursa dibuka. Ini merupakan penangguhan yang ketiga dalam waktu tujuh hari karena pasar-pasar global bergejolak akibat wabah virus korona.
Sementara kehidupan normal di Amerika dengan cepat terganggu karena penutupan tempat-tempat usaha di banyak negara bagian, harga saham di Wall Street anjlok Senin pagi.
Bahkan setelah langkah ekstrem yang diambil Bank Sentral Amerika untuk memangkas suku bunga, S&P 500 turun 8,1 persen. Penurunan lebih dari tujuh persen memicu terhentinya perdagangan bursa. Dow Jones Industrial Average turun hampir 10 persen.
Sementara, Indeks S&P / ASX 200 utama Australia yang memimpin aksi jual saham besar-besaran, jatuh hampir 10 persen pada saat penutupan pasar, sementara indeks Shanghai China dan Kospi di Korea Selatan, keduanya turun hanya lebih dari tiga persen dan Nikkei Jepang ditutup 2,5 persen lebih rendah.
Indeks Hang Seng utama Hong Kong turun lebih dari empat persen dalam perdagangan terakhir hari Senin.
Penurunan berlanjut pada sesi pagi hari waktu Eropa, dengan FTSE London dan Indeks Dax di Frankfurt, keduanya turun di bawah tujuh persen.
Ekonomi global terhenti keika Amerika dan pemerintah lainnya di seluruh dunia minta kepada warganya untuk mengkarantina diri secara virtual, menutup banyak sekolah, restoran, salon, tempat-tempat wisata dan hiburan sebagai upaya penghentian merebaknya COVID-19, yang telah menulari lebih dari 169.000 di seluruh dunia dan mengakibatkan kematian lebih dari 6.500 orang.
Federal Reserve, bank sentral Amerika, hari Minggu (15/3) melakukan pemangkasan darurat suku bunga, hampir mendekati nol, di tengah-tengah adanya kekhawatiran yang mendalam bahwa pandemi virus corona akan memukul pendapatan perusahaan secara global. Meskipun kebijakan demikian dilakukan oleh bank sental Amerika, pasar Asia turun tajam pada perdagangan hari Senin, suatu pertanda akan apa yang mungkin terjadi beberapa jam kemudian di Wall Street.
Kepala Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, Dr. Anthony Fauci, menekankan bahwa “yang terburuk masih akan datang” sementara Menteri Kesehatan Alex Azar memperingatkan pandemi ini berpotensi membuat sistem perawatan kesehatan Amerika kewalahan. [mg/ii]