Pihak berwenang sedang mencari tahu apakah serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat di Somalia telah menewaskan Ahmed Abdi Godane, pemimpin kelompok militan al-Shabab.
Pemerintah Somalia mengatakan serangan Senin (9/2) menyasar pertemuan para pemimpin senior al-Shabab di Shabelle Selatan.
Para pemberontak melaporkan bahwa beberapa orang tewas akibat serangan udara tapi tidak mengungkap apakah Godane termasuk salah satu di antara korban.
Para saksi mengatakan serangan pesawat tak berawak menarget tiga kendaraan yang sedang melaju di jalanan, dua di antara terkena oleh misil, sementara kendaraan ketiga lolos.
Godane, 37 tahun, termasuk dalam daftar Departemen Luar Negeri AS sebagai salah satu buronan teroris dunia. Jika Godane benar tewas, kematiannya akan melemahkan kelompok al-Shabab."Kami sedang mengevaluasi hasil dari operasi ini dan akan menyediakan informasi lebih lanjut pada saat yang tepat," ujar juru bicara Pentagon John Kirby.
Saksi Serangan Udara
Gubernur Shabelle Selatan, Abdulkadir Mohamed Nur, mengatakan kepada VOA Siaran Bahasa Somalia bahwa serangan udara terlihat di antara kota Haawaay dan Sabale, sekitar 70 kilometer sebelah utara Barawe, salah satu kantong al-Shabab.
Nur, yang sedang melintasi daerah tersebut dengan kelompok tentara Uni Afrika mengatakan ia melihat cahaya terang, diikuti dengan guncangan ledakan.
Sumber-sumber setempat mengatakan al-Shabab memblokir akses ke lokasi setelah terjadinya ledakan.
Serangan udara Amerika Serikat sudah mengincar para petinggi al-Shabab sebelumnya, termasuk di antaranya serangan di bulan Januari yang hampir mengenai Godane..
Pemerintah AS telah menawarkan hadiah dengan jumlah sampai $7 juta dolar bagi informasi yang dapat mengantarkan mereka pada penangkapan Godane. Godane telah memimpin al-Shabab sejak 2007.