Meski ada tekanan dari Beijing untuk secara terbuka menolak kemerdekaan Taiwan, pemerintahan Biden tetap menekankan bahwa tidak ada perubahan dalam kebijakan “satu China” dan tidak mengambil sikap terhadap masalah itu.
“Kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Kami berharap, perbedaan antar selat diselesaikan dengan cara damai, bebas dari paksaan,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada VOA pada Selasa, menekankan kebijakan lama AS mengenai masalah rumit itu. “Kami menentang perubahan sepihak terhadap status quo oleh kedua pihak.”
Pernyataan itu menyusul laporan bahwa selama pertemuan tatap muka terakhir mereka, Presiden China Xi Jinping meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengubah bahasa yang digunakan pemerintah, ketika membahas posisinya mengenai kemerdekaan Taiwan.
BACA JUGA: China Ancam Balas Penjualan Senjata Amerika Senilai $2 Miliar ke TaiwanPada sela-sela pertemuan APEC di dekat San Francisco November lalu, Xi dilaporkan mengatakan kepada Biden, bahwa ia ingin AS menggunakan bahasa yang menyatakan mereka “menentang” alih-alih “tidak mendukung” kemerdekaan Taiwan, ungkapan yang kini digunakan dalam pernyataan resmi AS.
Pemerintah “tetap dengan kebijakan satu China yang telah lama kami terapkan,” kata pejabat itu. Berdasarkan kebijakan tersebut, AS mengakui, namun tidak mendukung pandangan Beijing bahwa AS mendukung kedaulatan Taiwan. Mereka menganggap status Taiwan tidak menentu.
Dorongan Beijing untuk menggunakan bahasa yang lebih tegas, bukanlah hal baru. Menjelang pertemuan Biden-Xi tahun lalu, VOA melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri China, Wang Yi juga menyampaikan permintaan itu dalam pertemuannya dengan rekan-rekan AS.
China meminta perubahan itu, dan dalam beberapa kasus mereka secara keliru menyatakan, bahwa posisi AS adalah menentang kemerdekaan Taiwan, kata Zack Cooper, peneliti senior di American Enterprise Institute. [ps/ns]