Amnesty: Meningkat, Eksekusi Terkait Narkoba di Iran

Aksi unjuk rasa di depan kedutaan Iran di Mexico City, memprotes eksekusi pesepak bola Iran Amir Nasr-Azadani yang dijatuhi hukuman mati, 19 Desember, 2022. (Pedro PARDO / AFP)

Jumlah orang yang dieksekusi di Iran atas tuduhan terkait narkoba meningkat tiga kali lipat tahun ini dibandingkan dengan tahun 2022, kata Amnesty International hari Jumat (2/6). Amnesty memperingatkan bahwa eksekusi dengan hukuman gantung itu terjadi pada tingkat yang “tidak tahu malu.”

Iran telah menggantung tujuh lelaki dalam kasus terkait gerakan protes yang merebak pada September lalu. Tetapi para aktivis mengatakan hukuman gantung untuk semua tuduhan, terutama yang terkait narkoba, telah melonjak dalam beberapa bulan ini.

Organisasi HAM itu mengatakan sedikitnya 173 orang yang divonis bersalah melakukan pelanggaran terkait narkoba telah digantung tahun ini “setelah persidangan yang secara sistematis tidak adil” dan menambahkan bahwa angka itu hampir tiga kali lipat lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu.

Eksekusi semacam itu merupakan dua per tiga dari seluruh eksekusi di Iran pada lima bulan pertama tahun 2023, sebagian besar mengenai “orang-orang dari latar belakang yang terpinggirkan dan secara ekonomi kurang beruntung,” kata Amnesty.

BACA JUGA: Organisasi HAM: Eksekusi di Seluruh Dunia Naik 53%

Organisasi itu mengatakan para anggota minoritas etnik Baluch Iran menyumbang sekitar 20 persen dari eksekusi yang tercatat itu, “meskipun jumlah mereka hanya lima persen dari populasi Iran.”

“Tingkat tak tahu malu di mana pihak berwenang melakukan eksekusi terkait kasus narkoba, yang melanggar hukum internasional, mengungkapkan kurangnya rasa kemanusiaan dan pengabaian menyolok terhadap hak untuk hidup,” kata Diana Eltahawy, wakil direktur Amnesty untuk kawasan Timur tengah dan Afrika Utara.

Eksekusi di Iran telah berkurang dalam beberapa tahun ini setelah amendemen tahun 2017 terhadap UU antinarkoba negara itu berusaha membatasi penggunaan hukuman mati untuk pelanggaran terkait narkoba.

Tetapi para aktivis kini berpendapat bahwa Iran mengeksekusi orang-orang untuk semua tuduhan dalam upaya menimbulkan ketakutan pada rakyatnya sementara para pemimpin Iran berupaya memadamkan gerakan protes.

Komisi Narkotika PBB dan negara-negara anggota yang memberikan dana untuk proyeknya di Iran kini semakin mendapat tekanan untuk mengutuk lonjakan eksekusi ini.

BACA JUGA: PBB: Iran Eksekusi Rata-Rata Lebih dari 10 Orang Per Minggu

“Masyarakat internasional harus memastikan bahwa kerja sama dalam prakarsa antiperdagangan narkoba tidak berkontribusi, langsung maupun tidak langsung, terhadap perampasan nyawa secara sewenang-wenang dan pelanggaran HAM lainnya di Iran,” kata Eltahawy.

Iran Human Rights (IHR) yang berbasis d Norwegia hari Kamis mengatakan sedikitnya 307 orang telah dieksekusi pada tahun 2023, peningkatan lebih dari 75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sementara sedikitnya 142 orang dieksekusi pada Mei saja – angka bulanan tertinggi sejak 2015.

“Jika pihak berwenang terus melakukan eksekusi menyeluruh pada laju yang mengkhawatirkan ini, mereka dapat membunuh hampir seribu tahanan pada akhir tahun ini,” kata Amnesty. [uh/ab]