Anak-anak Amerika Belajar Membuat Canang Bali

  • Made Yoni

Kegiatan membuat canangsari di Kid Museum, Bethesda, Maryland. (VOA/Made Yoni)

Masyarakat Amerika terdiri dari beragam budaya. Keragaman budaya ini juga dibawa dan diperkenalkan oleh imigran serta pendatang yang tinggal di Amerika.

Imigran dan pendatang membentuk komunitas masing-masing dan memperkenalkan budayanya kepada masyarakat luas Amerika.

Komunitas Hindu Bali di Amerika khususnya yang berada di kawasan Washington DC, Maryland dan Virginia yang menamakan diri Banjar Bali USA termasuk di antara komunitas ini.

Banjar Bali USA yang beranggotakan kurang dari 100 warga asal Bali hari Minggu 17 Desember 2017 bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Washington DC dan museum anak-anak "Kid Museum" di Bethesda, negara bagian Maryland, memperkenalkan budaya Hindu-Bali kepada anak-anak Amerika.

Ketut Ika Inggas dari Banjar Bali USA mengatakan, "Bagi kami komunitas Bali yang ada di AS ini merupakan kesempatan yang baik bisa memperkenalkan budaya dan tradisi Bali kepada dunia luar khususnya AS dan pada saat yang bersamaan kita juga bisa melestarikan tradisi leluhur kita. Walaupun kita jauh di luar Bali tapi kita masih ingat melakukan apa yang kita lakukan sebelumnya di Bali."

Anak-anak Amerika usia 7-12 tahun mendengarkan petunjuk pembuatan canangsari. (VOA/Made Yoni)

Puluhan anak, pengunjung musium bersama Banjar Bali belajar membuat canangsari, selama dua sesi yang masing-masing berlangsung 90 menit. Canangsari adalah sarana persembahyangan yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Hindu Bali.

Anak-anak yang berusia antara 5-12 tahun dengan riang dan rasa ingin tahu membuat dan merangkai canang dari kertas dan bunga. Mereka dengan cekatan mengikuti petunjuk langkah-langkah pembuatannya dan dengan gembira menunjukkan kepada orang tua, hasil ketrampilan tangan tersebut.

Dya Ihsak dari Kid Museum mengatakan program perkenalan berbagai budaya diselenggarakan sepanjang tahun. Peserta program bukan hanya anak-anak yang berasal dari daerah-daerah di sekitar negara bagian Maryland tapi juga dari berbagai negara bagian di Amerika.

“Anak-anak diharapkan mengembangkan pemahaman mereka mengenai budaya lain dengan ketrampilan tangan,” ujar Dya Ihsak.

Hayman salah seorang peserta program berusia 6 tahun mengatakan senang bisa belajar membuat canang, dengan penuh keyakinan ia menunjukkan letak Bali pada bola dunia dan menyebut Indonesia adalah negara yang terdiri dari lebih 13 ribu pulau.

Orangtua peserta mendukung program pengenalan budaya dan bahasa sejak dini oleh komunitas dan Kid Museum ini. Mereka menganggap program-program ini juga efektif untuk menumbuhkan pemahaman, saling menghormati dan menyayangi antar sesama.

Kid Museum bulan April mendatang akan menyelenggarakan Indonesian Day, hari yang didekasikan untuk memperkenalkan lebih jauh budaya Indonesia secara keseluruhan. [my]

Canangsari hasil karya anak peserta program. (VOA/Made Yoni)