Kematian seorang anak perempuan Guatemala, usia 7 tahun, ketika dalam tahanan Amerika di perbatasan Southwest pekan lalu, menimbulkan pertanyaan tentang kapan dan bagaimana petugas perbatasan menangani bukan hanya gejala dan pengobatannya, tetapi juga pengungkapan kematiannya yang ditunda kepada publik, media dan Kongres.
Hari Jumat (14/12), penyelidikan atas kematian Jakelin Caal Maquin meningkat, dengan Kantor Inspektur Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan akan mencari tahu apa yang dilakukan institusi yang mengawasi Badan Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika (CBP), itu selama sekitar 27 jam sejak anak perempuan itu ditahan, sampai ia meninggal.
CBP hari Jumat juga mengukuhkan nama anak itu sebagai Jakelin Caal Maquin. Laporan sebelumnya oleh kantor berita Associated Press salah menulis nama anak itu.
Jakelin masuk ke Amerika bersama ayahnya, usia 29 tahun, Nery Caal, setelah melakukan perjalanan dari Raxruha di Alta Verapaz, Guatemala utara.
Petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika menahan keduanya pada 6 Desember malam, sebagai bagian dari kelompok 163 pelintas batas yang ditahan di daerah terpencil di selatan New Mexico, dekat pintu masuk Antelope Wells, menurut CBP dan DHS. Hasil evaluasi cepat terhadap anak itu tidak menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan akan kesehatannya.
Tetapi pagi harinya, Jakelin sakit. Ia meninggal selepas tengah malam pada 8 Desember. Indikasi awal dari Rumah Sakit Anak Providence di El Paso, Texas, tempat ia dibawa, adalah ia meninggal akibat syok septik. (ka)