Sejak beredarnya kabar pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani, perdagangan saham dan nilai tukar rupiah pada hari Rabu langsung terganggu. Menurut analis keuangan dari kantor sekuritas Vallubury Asia, Nico Omer Jonkheere, wajar jika perdagangan saham turun serta nilai tukar rupiah melemah karena setelah mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani, akan ada ketidakpastian mengenai penggantinya.
Menurut Nico, pasar tidak menyukai ketidakpastian. "Jadi yang jelas mereka tidak suka tidak adanya kontiniuitas. Sekarang harus dicari lagi penggantinya untuk ibu Sri Mulyani, karena mereka ingin melihat siapa kira-kira yang akan menggantikan dia,” ujar Nico.
Nico Omer khawatir dengan akibat gangguan pada perdagangan saham dan nilai tukar rupiah bila berlangsung lama, karena menurutnya selama ini investor sangat percaya terhadap kemampuan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Sebetulnya dia (Sri Mulyani) yang membuat pondasi di Indonesia yang cukup kuat secara fiskal. Dia benar-benar punya jasa yang luar biasa terhadap Indonesia. Untuk Indonesia, sebetulnya banyak minusnya ia meninggalkan posisinya, bukan banyak plusnya. Karena apa plus-nya buat Indonesia kalau dia di World Bank? Hampir tidak ada kecuali (untuk) prestise saja. Tapi secara langsung, tidak ada untuk Indonesia”
Berbagai reaksi bermunculan sepanjang hari Rabu, terkait pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Beberapa kalangan merasa bangga dengan masuknya warga Indonesia sebagai pejabat penting di Bank Dunia. Namun tak sedikit pula yang mempertanyakan keputusan tersebut, karena Menteri Sri Mulyani dinilai harus tetap melanjutkan proses hukum dalam kaitannya dengan kasus Bank Century.
Sri Mulyani akan memulai posisinya di markas Bank Dunia di Washington pada tanggal 1 Juni. Kepada pers hari Rabu, ia mengatakan meskipun ia telah menerima tawaran jabatan tersebut, ia masih akan berbuat maksimal mungkin dalam mengisi sisa masa tugasnya.