Ancaman Serangan Teror Baru, Sekolah dan Gereja di Sri Lanka Ditutup

Seorang tentara Sri Lanka menjaga gereja St. Sebastian di kota Negombo, Rabu (1/5).

Kardinal Katholik Sri Lanka menerima “informasi dari pihak asing” bahwa ada upaya-upaya untuk menyerang gereja dan institusi gereja minggu ini, demikian surat yang dikirim kepada para pejabat gereja hari Kamis (2/5) yang kemudian muncul di media sosial.

Kardinal Malcolm Ranjith adalah uskup agung yang telah mengkritisi kegagalan pemerintah Sri Lanka mengambil tindakan preventif terhadap informasi yang diberikan badan intelijen India sebelumnya tentang potensi serangan pada hari Paskah 21 April lalu. Dalam suratnya, Ranjith mengatakan ia menutup seluruh gereja dan sekolah Katholik, dan membatalkan misa untuk publik di Sri Lanka "hingga pemberitahuan lebih lanjut.’’

“Demi kebaikan Anda sendiri, kami telah memutuskan untuk menutup institusi-institusi itu,” tulisnya.

Juru bicara gereja, Pastur Edmund Thilakaratne, dalam wawancara dengan Associated Press memastikan keotentikan surat Kardinal Ranjith, tetapi menolak merinci lebih jauh.

Kelompok militan di Sri Lanka yang terkait ISIS melakukan serangkaian serangan terhadap gereja dan hotel mewah di Sri Lanka pada hari Paskah lalu, menewaskan sedikitnya 257 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya. (em)