Militer Indonesia, Selasa (19/9)memulai latihan angkatan laut selama lima hari dengan negara-negara ASEAN lainnya di Laut Cina Selatan saat China melanjutkan agresi regionalnya.
Anggota Kongres dan anggota Partai Demokrat di Komite Angkatan Bersenjata DPR AS, Adam Smith mengatakan, “Ada wilayah di Jepang, Filipina, Vietnam, India – dan malah ada yang memberitahu saya Rusia, yang diklaim China sebagai wilayahnya. Jika mereka bisa memaksakan klaim mereka atas Taiwan, maka ini bukanlah wilayah terakhir yang secara paksa mereka klaim sebagai wilayah mereka."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menanggapi latihan-latihan angkatan laut tersebut. “Kami memiliki posisi yang jelas dan konsisten mengenai Laut Cina Selatan.”
Your browser doesn’t support HTML5
Anggota Kongres AS menyatakan keprihatinannya bahwa AS belum memenuhi komitmen penjualan peralatan militer senilai hampir $19 miliar ke Taiwan.
Ketua Komite DPR untuk masalah China, Mike Gallagher mengatakan kepada VOA bahwa meskipun Kongres terhambat oleh tantangan logistik, industri pertahanan harus bergerak lebih cepat untuk mentransfer peralatan militer ke Taiwan.
“Kita belum menyediakan belanja multi-tahun yang diperlukan untuk mengisi kembali stok senjata kita. Basis industri pertahanan kita menjadi sangat terkonsentrasi. Jadi posisi kita rapuh, dan kita perlu membangunnya kembali. Itu adalah salah satu pelajaran dari perang di Ukraina, dan kita belum juga belajar,” jelasnya.
Beberapa anggota Kongres Partai Republik berpendapat pemerintahan Biden belum cukup tegas dalam kebijakan Taiwan dan program penjualan peralatan militer ke Taiwan telah dilanggar.
Seorang pejabat pemerintah menyangkalnya. Mira Resnick Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk Keamanan Regional di Departemen Luar Negeri AS mengatakan, “Tahun lalu kami mengotorisasikan penjualan senjata ke Taiwan yang terbesar dalam kurun 30 tahun terakhir. Di pemerintahan ini, kami telah mengotorisasikan penjualan senjata ke Taiwan senilai hampir $6 miliar.”
Namun para pejabat AS mengakui kontraktor pertahanan perlu mempercepat produksinya.“Kita perlu bekerja sama dengan industri untuk mengefisiensikan prosesnya, bekerja sama dengan industri untuk memastikan bahwa mereka membuka jalur produksi di dalam dan luar negeri, dan melakukan produksi bersama untuk memastikan bahwa kita dapat menyerahkan senjata itu secara tepat waktu,” jelasnya.
Berdasarkan Undang-Undang Hubungan Dengan Taiwan, Amerika diwajibkan memastikan Taiwan mampu mempertahankan diri.
Para pejabat pertahanan AS memberi jaminan kepada para anggota Kongres bahwa Amerika mengakui “kebijakan satu China,” namun tidak mendukung pandangan Beijing bahwa mereka memiliki kedaulatan atas Taiwan. [my/jm]