Para anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong, Kamis (17/10), mengutuk serangan yang menggunakan kekerasan terhadap pemimpin pro-demokrasi, Jimmy Sham, dari Front Hak Asasi Manusia Sipil (CHRF). Serangan dengan kekerasan tersebut terjadi pada malam ketika ia akan menyerukan protes besar lagi pada hari Minggu mendatang.
Para anggota parlemen itu menyebut serangan brutal Rabu malam terhadap Sham di distrik Mong Kok di semenanjung Kowloon itu sebagai upaya untuk menciptakan ‘efek ketakutan.’
Claudio Mo, anggota parlemen dari Pan-Democrat, mengatakan Sham mencalonkan diri untuk ikut memperebutkan kursi dewan dan bahwa serangan itu mungkin bermotivasi politik.
Polisi menyisir area di mana serangan itu diyakini terjadi. Serangan terhadap Sham itu adalah yang kedua kalinya sejak protes dimulai.
BACA JUGA: Menlu AS Kembali Serukan 'Solusi Manusiawi' atas Situasi di Hong KongKerusuhan di Hong Kong dipicu oleh undang-undang ekstradisi, yang bisa membuat penduduk dikirim ke pengadilan di Tiongkok daratan yang dikuasai oleh Partai Komunis.
Carrie Lam, yang diejek oleh para anggota parlemen pro-demokrasi pada hari Kamis ketika dia memasuki ruang sidang, mengatakan RUU itu telah ditangguhkan, tetapi penangguhan oleh badan legislatif itu berarti RUU tersebut tidak dapat secara resmi dibatalkan. [lt/uh]