Lebih dari 100 negara anggota PBB pada Selasa (26/11) mendesak perlindungan bagi pekerjan bantuan kemanusiaan, yang telah tewas dalam jumlah mencapai rekor di konflik-konflik seluruh dunia.
Tahun lalu, 280 pekerja ini tewas di 33 negara, menurut Data Keamanan Pekerja Bantuan yang digunakan PBB sebagai referensi, dan tahun ini nampaknya menjadi semakin mematikan.
Duta besar dari 117 delegasi PBB mengeluarkan pernyataan bersama untuk menghormati para pekerja kemanusiaan. Mereka menyatakan “kiprah Anda dan dedikasi Anda sangat penting untuk menyelamatkan kehidupan dan untuk mengurangi penderiaan jutaan orang di seluruh dunia”.
“Kami akan mengulangnya sepanjang diperlukan: Warga sipil, dan mereka yang membantunya, harus dihormati dan dilindungi. Mereka bukan target,” kata duta besar Swiss, Pascale Baeriswyl, yang berbicara atas nama seluruh penandatangan pernyataan itu.
Mereka mewakili mayoritas besar dari 198 negara anggota PBB, termasuk semua anggota Dewan Keamanan kecuali Rusia, dan pihak yang tercatat tidak hadir seperti Israel dan Sudan.
Sebelumnya, duta besar Swiss dan sejumlah perwakilan LSM berdiri di belakang barisan 14 kursi tua yang kosong, dengan tulisan besar yang berbunyi “Perang memiliki batas-batas”.
Swiss, negara penyimpan pernyataan tertulis Konvensi Jenewa, memberikan kursi-kursi berusia 75 tahun ke Dewan Keamanan pada Agustus tahun ini, untuk menandai ulang tahun ke-75 naskah Hukum Humaniter Internasional itu.
BACA JUGA: PBB: Hampir 70% Korban Tewas di Perang Gaza adalah Perempuan dan Anak-anakKursi-kursi itu melambangkan “kursi tugas” dari Dewan Keamanan, yang memiliki peran unik sebagai penjaga perdamaian dan keamanan internasional dan bertanggung jawab untuk melindungi orang-orang yang rentan, kata Baeriswyl.
Keseluruhan 280 pekerja bantuan yang tewas tahun lalu jumlahnya lebih dua kali lipat dari angka rata-rata selama 10 tahun terakhir. Hal itu disampaikan Abby Stoddard, pendiri organisasi riset Humanitarian Outcomes, yang mengelola data keamanan kepada Dewan Keamanan.
Dan rekor yang dibukukan pada 2023 telah pecah tahun ini, dengan satu bulan masih tersisa.
“Hingga pagi ini, jumlah yang tewas adalah 282 dan terus bertambang,” kata Stoddard.
“Dibandingkan sekadar kenaikan jangka pendek, ini nampaknya kita menyaksikan sesuatu yang lebih menyerupai perubahan Langkah, atau peningkatan yang besar,” kata dia lagi. [ns/ab]