Anggota Tim Gabungan Pencari Fakta TGPF Kasus Intan Jaya yang mengalami luka-luka dalam insiden aksi penembakan di Kampung Mamba Bawah, Distrik Sugapa, Intan Jaya, sekembalinya dari penyelidikan, Sabtu (10/10) pagi, dievakuasi ke Jakarta.
“Pagi ini anggota TGPF dan anggota TNI yang terluka dalam penyerangan kemarin sore telah kami evakuasi ke Jakarta untuk perawatan pengobatan lebih lanjut,” ujar Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo, yang juga Deputi Bidang Hukum & HAM Kemenkopolhukam, di Jayapura.
Bambang Purwoko, anggota TGPF yang juga dosen dan peneliti di Universitas Gadjah Mada, yang berpengalaman meneliti Papua dan pernah menjadi Ketua Pokja Papua UGM, mengalami luka tembak di bagian kaki. Sementara Sersan Satu TNI Faisal Akbar, anggota Satgas Apter Hitadipa dari Kodim 1304 Gorontalo yang ikut bersama rombongan, mengalami luka tembak di pinggang.
Kedua korban luka-luka ini dievakuasi dengan helikopter dari Sugapa, Intan Jaya, ke Timika; dan dilanjutkan pemindahan ke Boeing TNI AU yang kemudian terbang menuju Jakarta.
“Tim sedang mengevaluasi seluruh kegiatan yang berjalan, dan terutama mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan. Tentunya tanpa mengurangi misi memperoleh informasi yang terang tentang kasus ini,” ujar Sugeng.
TGPF Ingin Bertemu dengan Semua Pihak
Kepada wartawan di Jayapura, Sugeng menjelaskan bahwa selain mencari data, tim yang ditugaskan di Intan Jaya dan Jayapura sama-sama berharap dapat bertemu dengan pihak-pihak yang mengetahui insiden penembakan pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, pada 19 September. Sejauh ini mereka telah bertemu dengan aparat keamanan, baik Polda dan Kodam, juga tokoh-tokoh adat dan gereja, serta pemerintah lokal.
BACA JUGA: OPM Mengaku Bertanggung Jawab atas Penembakan Anggota TNI dan TGPF di Intan JayaKetika ditanya apakah akan bertemu juga dengan kelompok bersenjata, Sugeng mengatakan “jika saat bekerja tim sudah diganggu, apakah mungkim tim bisa bertemu? Kita ini bekerja untuk mengungkap fakta, ternyata sudah ada pihak yang melakukan penyerangan, penghadangan, dan bahkan penembakan.” Namun ia menggarisbawahi bahwa pihaknya ingin bertemu semua pihak yang bisa memberikan keterangan dan penjelasan tentang apa yang sesungguhnya terjadi.
TPNPB-OPM Mengaku Bertanggungjawab
Sebelumnya juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau oleh pihak militer Indonesia disebut sebagai kelompok separatis bersenjata KSB, telah mengaku bertanggungjawab terhadap insiden penembakan itu.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, melalui telepon pada VOA membenarkan serangan yang dilakukan kelompoknya terhadap rombongan TGPF yang dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengusut kematian pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya itu.
“Ya, TPNPB bertanggungjawab. Itu keputusan kami, dengan tuntutan bahwa TPNPB menolak tim investigasi bentukan Menkopolhukam. Kami minta tim independen yang harus investigasi, yaitu PBB, Komnas HAM dan gereja,” ujarnya Jumat (9/10) sore. [aa/em]