Angka Bunuh Diri Meningkat di Gaza

Seorang warga Palestina duduk di sofa di tengah reruntuhan rumahnya yang hancur di Gaza karena serangan Israel, 2014.

Sumber dalam dinas keamanan mengatakan jumlah peningkatan kasus sangat “menakutkan,” dan bahwa bunuh diri terjadi hampir setiap hari.

Muammar Quider tadinya akan menikah, tetapi ia mencapai titik kritis sementara ia menghadapi tekanan kehidupan yang berat di Gaza.

Warga Palestina berusia 21 tahun itu berusaha bunuh diri dengan menelan racun tikus.

“Semua pintu tertutup bagi saya,” ujarnya setelah selamat dan diobati, dan menjelaskan bahwa polisi telah berkali-kali menangkapnya dan menutup tempat dagangan buahnya, sehingga ia tidak mempunyai penghasilan.

Banyak indikasi muncul mengenai peningkatan bunuh diri dan usaha bunuh diri di Gaza, daerah kantong Palestina yang diperintah dengan tangan besi oleh gerakan Islamis Hamas dan dihancurkan oleh tiga kali perang dengan Israel sejak tahun 2008.

Tidak mungkin memperoleh data resmi mengenai hal itu, yang tetap dilarang di daerah tersebut dimana nilai-nilai tradisi dan agama mendominasi. Polisi berkeras bahwa bunuh diri tidak luas.

Tetapi satu sumber dalam dinas keamanan mengatakan kepada kantor berita Perancis dengan syarat namanya tidak disebut bahwa jumlahnya sangat “menakutkan,” dengan mengatakan bunuh diri terjadi hampir setiap hari.

Para dokter juga telah mengutarakan kecemasan atas jumlah pasien yang menelan bahan beracun, tetapi mereka mengatakan polisilah yang memiliki wewenang untuk menyebutkan penyebab keracunan.

Mohammed Abu Assi termasuk di antara mereka, setelah beberapa hari berada dalam koma setelah menelan racun. Ia mengatakan bahwa “pada usia 30 tahun, saya tidak mempunyai cukup uang untuk memberi makan anak-anak saya yang masih kecil.”

“Saya lebih suka mati daripada melihat anak-anak saya mati di hadapan saya,” katanya. [gp]