Angka Kematian Akibat Coronavirus Bertambah Jadi 9

Para pengunjung mengenakan masker di bandara internasional Hong Kong, 21 Januari 2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan darurat Rabu (22/1) tentang wabah baru virus corona yang kini telah menewaskan sembilan orang dan membuat ratusan lainnya jatuh sakit di China dan di luar perbatasannya.

Badan kesehatan global itu akan mempertimbangkan apakah wabah itu, yang berasal dari kota Wuhan, harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan global.

Jumlah kasus yang dikukuhkan positif telah meningkat menjadi 440, termasuk 15 pekerja medis, dan telah menyebar dari Wuhan ke Beijing, Shanghai dan provinsi Guangdong, serta Jepang, Korea Selatan, Thailand, Taiwan dan Amerika Serikat, yang mengumumkan kasus pertamanya Selasa di negara bagian Washington. Para pejabat kesehatan di sana mengatakan seorang pria yang kembali ke Seattle dari Wuhan pekan lalu dirawat di rumah sakit karena pneumonia. Dia dalam kondisi baik.

Para ahli kesehatan China mengatakan mereka tidak tahu banyak tentang jenis virus baru yang dijuluki 2019-nCoV itu. Mereka menduga wabah itu dimulai di pasar makanan laut Wuhan, yang juga menjual hewan lain seperti unggas, kelelawar, marmut, dan daging hasil buruan.

BACA JUGA: AS Laporkan Kasus Pertama Virus Baru Corona


Komisi Kesehatan Nasional China, Senin (20/1) mengumumkan bahwa virus itu, yang menyebabkan sejenis pneumonia, dapat menular dari orang ke orang dan tidak hanya dari hewan ke manusia.

Bandara di seluruh dunia telah mulai menyaring pelancong dari Wuhan untuk mendeteksi virus itu. Para ahli kesehatan sangat prihatin tentang kemungkinan terjadinya pandemi karena jutaan warga China berencana bepergian ke seluruh pelosok negeri dan luar negeri untuk liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai Sabtu mendatang.

Virus corona adalah salah satu dari keluarga besar virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit mulai dari flu biasa hingga Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) yang mematikan. SARS, yang juga berawal di China, menewaskan hampir 800 orang secara global ketika terjadi wabah hampir 20 tahun lalu. [lt/ab]