Tingkat pengangguran di Inggris kembali naik ke empat persen dalam tiga bulan ke penghujung Mei, menurut data resmi yang dirilis hari Selasa (11/7), ketika perekonomian negara itu bergumul dengan inflasi yang sangat tinggi.
Angka itu naik dari 3,8% dalam tiga bulan ke penghujung April lalu, kata Kantor Statistik Nasional (ONS) dalam sebuah pernyataan, mematahkan harapan karena tidak terjadi perubahan ke arah yang lebih baik.
Angka itu kembali ke level empat persen untuk pertama kalinya sejak awal 2022.
Meskipun meningkat, Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengatakan, “pasar tenaga kerja Inggris kuat dengan tingkat pengangguran yang rendah jika didasarkan pada sejarah.”
ONS menambahkan, pemberian upah tanpa bonus meningkat hingga mencapai rekor.
“Namun, karena inflasi yang tinggi, nilai riil pendapatan mingguan masih menurun, meski sekarang (penurunan itu) berada pada laju paling lambat sejak akhir 2021,” kata Darren Morgan, direktur statistic ekonomi di ONS.
BACA JUGA: Konsorsium Inggris akan Investasi $9 Miliar di Pabrik Baterai di IndonesiaPada hari Senin (10/7), Hunt berkukuh bahwa “tidak akan ada pertumbuhan yang berkelanjutan tanpa menghilangkan inflasi yang menghalangi investasi dan mengikis kepercayaan konsumen.”
Inflasi tahunan Inggris telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, tetapi tetap mendekati angka sembilan persen.
Tingkat inflasi itu masih tertahan jauh di atas target dua persen yang ditetapkan Bank of England, memicu banyak kenaikan suku bunga dari bank sentral sejak akhir 2021.
“Inflasi Inggris telah berjalan jauh lebih panas dari yang diharapkan para pembuat kebijakan, dan tekanan harga akan sulit reda dalam waktu dekat, selama penghasilan terus tumbuh dalam kecepatan tinggi saat ini,” kata Matthew Ryan, kepala strategi pasar di Ebury.
ONS menambahkan bahwa gaji rutin rata-rata – tidak termasuk bonus – 7,3% lebih tinggi dalam tiga bulan menuju Mei dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara gubernur Bank of England Andrew Bailey dan Hunt mendesak pembatasan upah, ribuan pekerja sektor publik dan swasta terus melakukan pemogokan untuk mendorong kenaikan upah yang mengikuti kenaikan harga konsumen. [rd/jm]