Tingkat pengangguran di 17 negara Eropa yang menggunakan mata uang euro atau disebut dengan eurozone telah mencapai angka tertinggi 11 persen.
Uni Eropa mengatakan Jumat bahwa lebih dari 17 juta orang kehilangan pekerjaan di zona euro sementara langkah penghematan pemerintah terus menekan perekrutan baru. Uni Eropa merevisi tingkat pengangguran bulan Maret menjadi 11 persen dan mengatakan angka itu sesuai dengan bulan April, tingkat tertinggi sejak pencatatan pertama kali dilakukan pada tahun 1995.
Para analis mengatakan ekonomi zona euro yang mandek dapat mendorong tingkat pengangguran lebih tinggi lagi dalam bulan-bulan mendatang, mungkin sampai akhir 2012. Blok mata uang itu telah berjuang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi sembari mengatasi krisis utang pemerintah, yang sekarang dalam tahun ketiga.
Statistik pengangguran yang baru menunjukkan perbedaan luas dalam nasib ekonomi masing-masing negara zona euro, di mana negara yang dililit utang memiliki tingkat pengangguran yang secara signifikan lebih tinggi. Spanyol mencatat tingkat pengangguran lebih dari 24 persen, sementara Yunani hampir 22 persen dan Portugal lebih dari 15 persen dalam beberapa bulan terakhir.
Sebaliknya, Jerman sebagai lokomotif ekonomi Eropa berada pada tingkat 5,4 persen. Luxemburg, Belanda dan Austria bahkan lebih rendah.
Zona euro terlibat dalam perdebatan politik yang tajam tentang bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan saat pemerintah mencoba mengendalikan defisit anggaran mereka. Himbauan Presiden baru Perancis Francois Hollande untuk kebijakan menciptakan lapangan kerja telah bertabrakan dengan langkah-langkah penghematan yang didesakkan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Pada saat yang sama, Spanyol berjuang untuk membiayai pengambilalihan lembaga keuangan Bankia yang dililit utang bernilai 24 miliar dolar, dan pemilih Yunani menghadapi pemilihan parlemen pada pertengahan Juni yang dapat membantu memutuskan apakah negara itu tetap di zona euro atau menjadi yang pertama untuk meninggalkan blok itu.
Para analis mengatakan ekonomi zona euro yang mandek dapat mendorong tingkat pengangguran lebih tinggi lagi dalam bulan-bulan mendatang, mungkin sampai akhir 2012. Blok mata uang itu telah berjuang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi sembari mengatasi krisis utang pemerintah, yang sekarang dalam tahun ketiga.
Statistik pengangguran yang baru menunjukkan perbedaan luas dalam nasib ekonomi masing-masing negara zona euro, di mana negara yang dililit utang memiliki tingkat pengangguran yang secara signifikan lebih tinggi. Spanyol mencatat tingkat pengangguran lebih dari 24 persen, sementara Yunani hampir 22 persen dan Portugal lebih dari 15 persen dalam beberapa bulan terakhir.
Sebaliknya, Jerman sebagai lokomotif ekonomi Eropa berada pada tingkat 5,4 persen. Luxemburg, Belanda dan Austria bahkan lebih rendah.
Zona euro terlibat dalam perdebatan politik yang tajam tentang bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan saat pemerintah mencoba mengendalikan defisit anggaran mereka. Himbauan Presiden baru Perancis Francois Hollande untuk kebijakan menciptakan lapangan kerja telah bertabrakan dengan langkah-langkah penghematan yang didesakkan Kanselir Jerman Angela Merkel.
Pada saat yang sama, Spanyol berjuang untuk membiayai pengambilalihan lembaga keuangan Bankia yang dililit utang bernilai 24 miliar dolar, dan pemilih Yunani menghadapi pemilihan parlemen pada pertengahan Juni yang dapat membantu memutuskan apakah negara itu tetap di zona euro atau menjadi yang pertama untuk meninggalkan blok itu.