Angkatan Laut Iran menyita sebuah kapal tanker pada hari Kamis (11/1) di Teluk Oman yang pernah menjadi pusat krisis antara Teheran dan Washington, kata para pejabat. Tindakan Iran itu semakin meningkatkan ketegangan di perairan Timur Tengah tersebut.
Kapal tersebut dulunya dikenal sebagai Suez Rajan dan disengketakan selama setahun yang akhirnya membuat Departemen Kehakiman AS menyita 1 juta barel minyak mentah Iran di kapal tersebut.
Penyitaan ini juga terjadi setelah berminggu-minggu serangan yang dilakukan pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
BACA JUGA: DK PBB Kutuk Serangan Houthi terhadap Kapal-Kapal di Laut MerahSerangan tersebut termasuk penggunaan drone dan rudal terbesar yang pernah mereka lakukan pada Selasa malam. Serangan bertubi-tubi itu telah meningkatkan risiko kemungkinan serangan balasan oleh pasukan pimpinan AS yang kini berpatroli di jalur air penting tersebut.
Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu mengutuk Houthi; dan para pejabat Amerika dan Inggris memperingatkan potensi konsekuensi atas serangan tersebut.
Televisi milik pemerintah Iran mengakui penyitaan itu pada Kamis sore, beberapa jam setelah orang-orang bersenjata menaiki kapal bersangkutan.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris milik militer Inggris, yang memberikan peringatan kepada para pelaut di Timur Tengah, mengatakan penyitaan pada hari Kamis dimulai pagi hari di perairan antara Oman dan Iran di daerah yang dilalui kapal-kapal yang masuk dan keluar dari Selat Hormuz. Selat ini merupakan jalur sempit Teluk Persia yang dilalui seperlima dari seluruh minyak yang diperdagangkan.
Armada ke-5 Angkatan Laut AS, yang berpatroli di Timur Tengah, tidak menanggapi permintaan komentar mengenai insiden tersebut. [lt/ka]