Erupsi Merapi: BPBD Solo Bagikan Masker, Adi Soemarmo Sempat Ditutup

  • Yudha Satriawan

Para pengendara motor mengendarai motor di tengah hujan debu abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, 3 Maret 2020. (Foto: Antara via Reuters)

Sejumlah pemerintah daerah di Jawa Tengah mengambil langkah untuk mengantisipasi dampak abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. 

Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta kembali erupsi hari ini, Selasa (3/3), dengan intensitas lebih tinggi dari dua pekan lalu. Sejumlah daerah, seperti Boyolali dan Kota Solo, diguyur hujan abu dari erupsi tersebut.

Koordinator tim reaksi cepat BPBD kota Solo, Yusron, mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan sejumlah antisipasi dampak hujan abu, antara lain dengan membagikan masker kepada masyarakat.

Ada sekitar 2 ribu masker penutup hidung dan mulut yang disiapkan BPBD Solo ke masyarakat saat hujan abu vulkanik Gunung Merapi.

BACA JUGA: Jokowi ke Merapi: Geliat Tambang dan Mimpi Konservasi

"Kami mendapat informasi dari Boyolali bahwa Gunung Merapi meletus jam setengah 6 pagi tadi. Kita kemudian antisipasi dampaknya, arah angin ke Timur dan Utara. Hujan abunya sampai Solo. Kita kemudian jemput bola ke lapangan, kita bagikan ribuan masker ke warga," kata Yusron.

Dari pantauan di berbagai lokasi di Solo, abu vulkanik menutupi jalanan, kendaraan dan atap bangunan. Para warga yang beraktivitas di luar bangunan tampak memakai masker dan kacamata.

Deretan mobil dinas Pemkot Surakarta yang diparkir di Balai Kota Solo terkena dampak hujan abu vulkanik erupsi Gunung Merapi, Selasa, 3 Maret 2020. (Foto : Humas Pemkot Surakarta)

Kendaraan dinas yang diparkir di kompleks Balai Kota Solo juga tampak memutih dengan bercak butiran putih merata menutupi deretan mobil dinas. Setelah hujan abu reda, petugas membersihkan abu vulkanik tersebut.

Selain Solo, Boyolali dan wilayah kabupaten Sukoharjo bagian barat juga ikut terkena hujan abu vulkanik.

Salah satu warga Boyolali, Triawati, mengatakan hujan abu vulkanik mengguyur desanya sejak pagi tadi.

BACA JUGA: Gunung Merapi Erupsi

"Hujan Abu sudah terlihat sejak pukul 7 pagi tadi. Hingga pukul 9 belum reda hujan abunya. Ketebalan hujan abu cukup lumayan. Genteng-genteng rumah sudah mulai memutih, jalanan juga sudah memutih tertutup butiran hujan abu. Tadi saya kira mendung biasa, ternyata Gunung Merapi erupsi, asapnya membumbung tinggi," tutur Tria.

Hujan abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi juga mengganggu penerbangan.

Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic Lion Air, mengatakan dalam siaran pers bahwa akibat erupsi dan aktivitas Gunung Merapi, sesuai pengumuman resmi otoritas bandara, kegiatan operasional Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo hari ini, Selasa (3/3), sempat ditutup hingga pukul 15.30 WIB.

Beberapa wisatawan memperhatikan Gunung Merapi yang sedang erupsi, di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, 3 Maret 2020. (Foto: Antara via Reuters)

Untuk menyesuaikan dengan operasi bandara dan keselamatan penerbanga, Lion Air Group membatalkan empat penerbangan Lion Air dari dan ke Solo dari Jakarta dan dua penerbangan Wings Air dari dan ke Solo dari Bandung.

Lion Air juga menunda keberangkatan dan kedatangan penerbangan penjemputan (ferry flight) dari Solo ke Jeddah, yang sedianya berangkat pukul 10.30 pagi WIB.

"Untuk alasan keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first), layanan Lion Air Group mengalami penyesuaian operasional, antara lain pembatalan, penundaan keberangkatan dan kedatangan," papar Danang dalam siaran pers.

Your browser doesn’t support HTML5

Antisipasi Abu Vulkanik Merapi, BPBD Solo Bagikan Ribuan Masker

Erupsi Gunung Merapi terjadi pukul setengah 6 pagi, Selasa (3/3). Erupsi tercatat dengan durasi 450 detik dan tinggi kolom erupsi sekitar 6.000 meter dari puncak gunung tersebut.

Erupsi sebelumnya terjadi dua pekan lalu, tetapi hanya mengeluarkan asap abu vulkanik 2000 meter, sepertiga tinggi erupsi saat ini dan berdurasi sekitar 150 detik, sepertiga lebih singkat dibanding erupsi kali ini. Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta ini berstatus waspada sejak 21 Mei 2018. [ys/ft]