Sekelompok mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) membuat sekitar 30 liter cairan pembersih tangan atau hand sanitizer gel, yang akan diletakkan di sejumlah lokasi di dalam kampus. Aksi ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di dalam kampus, serta menyikapi mahalnya harga hand sanitizer yang dijual di pasaran.
Sejumlah mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) yang tergabung dalam Kelompok Studi Mahasiswa-Cosmetology Study Group (KSM-CSG) membuat hand sanitizer untuk mencegah penyebaran virus corona.
Ketua kelompok studi itu, Gabrielle Regina Perlita, mengatakan, hand sanitizer ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan seluruh kampus, terutama setelah harga hand sanitizer di pasaran melonjak tajam pasca pengumuman adanya pasien positif terjangkit virus corona.
“Sekarang lagi marak virus corona dan sudah masuk ke Indonesia, dan harga hand sanitizer di sini sudah sangat mahal. Makanya kita berinisiatif buat hand sanitizer untuk diedarkan di kampus ini, di taruh di titik-titik tertentu di kampus, supaya tidak menyebar virusnya di area kampus ini,” kata Gabrielle Regina Perlita.
Menurut Gabrielle Regina, pembuatan hand sanitzer ini memanfaatkan tanaman lidah buaya atau aloe vera yang mudah dan banyak ditemukan di Indonesia. Ekstrak aloe vera ini digunakan sebagai campuran hand sanitizer yang lembut di tangan, serta memiliki manfaat desinfektan.
Selain aloe vera, beberapa komposisi bahan yang digunakan antara lain; carbomer (senyawa polimerc pembentuk gel), PEG (polyethylene glycol), dan TEA (triethanolamine) merupakan bahan yang ditambahkan untuk meningkatkan pH Carbormer sehingga mengembang menjadi gel, dan alkohol 70 persen.
“Pertama itu kita ada carbomer, carbomer-nya itu dimasukkan ke dalam air, terus setelah itu diaduk, terus dimasukkan TEA, TEA itu nanti buat mengembangkan carbomer-nya. Nanti kalau sudah terbentuk gel, nanti kita masukkan bahan-bahan lainya. Terus terakhir kita masukkan alkohol 70 persen, sama parfumnya, dan aloe vera ekstrak untuk melembabkan tangannya.”
Your browser doesn’t support HTML5
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, Endang Wahyu Fitriani mengatakan, selain dikenal bermanfaat untuk menyuburkan rambut, tanaman lidah buaya berkhasiat sebagai anti-iritasi dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik. Penggunaan ekstrak aloe vera ke dalam hand sanitizer, kata Endang, mampu bersinergi dengan alkohol yang sama-sama bersifat desinfektan.
“Secara medis, lidah buaya itu punya efek anti-iritan, punya efek pelembut, dan punya efek untuk desinfeksi. Kalau digunakan sendiri efeknya tidak akan sebesar alkohol, sehingga seringkali di campurkan supaya efeknya itu sinergis. Kemudian, selain itu di kosmetik, Lidah buaya itu yang paling terkenal sebetulnya itu, selama ini untuk penumbuh rambut, penyubur rambut, jadi secara tradisional kan banyak dipakai. Tapi terus yang semakin berkembang ke sini juga untuk kulit, karena dia bisa mencegah iritasi di kulit, sehingga banyak digunakan untuk kosmetik,” jelasnya.
Banyaknya potensi dan manfaat tanaman lidah buaya, menurut Endang, yang dapat dikembangkan oleh masyarakat umum untuk mencegah penyebaran virus corona.
“Kami rasa ini merupakan satu peluang yang cukup baik, untuk di satu sisi kita bisa mendapatkan hand sanitizer dengan efektivitas yang optimal. Yang kedua, kita juga bisa sambil mengembangkan potensi alam yang kita punya. Jadi, karena Indonesia ini kaya sekali dengan lidah buaya, mendapatkannya juga mudah sehingga di masyarakat sendiri itu pemanfaatannya bisa dikembangkan oleh masyarakat,” imbuh Endang.
Ditambahkan oleh Endang Wahyu, pembuatan hand sanitizer ini akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi seluruh kampus, seperti lift, ruang sidik jari, ruang rapat, dan perpustakaan. Selain itu, produk ini juga akan dijual di bursa atau toko di Fakultas Farmasi Ubaya. [pr/ab]