Antisipasi Dampak Kekeringan, Kementerian Pertanian Siapkan Puluhan Ribu Pompa Air

Seorang petani di Pacitan sedang bekerja di sawah (Foto: dok).

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Indonesia akan berlanjut hingga November mendatang.

Sejumlah daerah di Indonesia yang terdampak fenomena kekeringan akibat musim kemarau yang panjang ini antara lain Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTT dan NTB. Kemarau yang panjang ini berdampak pada sektor pertanian dan perkebunan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta Selasa (28/7) menjelaskan, sebagai langkah antisipasi, Kementerian Pertanian mengoptimalkan 20.000 lebih pompa air untuk dibagikan ke lokasi persawahan yang terdampak kemarau panjang. Pemanfaatan pompa air diharapkan dapat memaksimalkan produksi pertanian selama musim kemarau berlangsung.

Pemerintah lanjut Amran, juga akan mengalokasikan dana sebesar Rp 100 Milyar untuk membangun tempat penampungan air. Langkah ini diyakini sebagai solusi kekeringan yang terjadi di masa mendatang.

"Kami bentuk tim. Semua yang memungkinkan untuk dilakukan pompanisasi, kami kirim pompa. Persiapan pompa sekarang ini ada tambahan sehingga menjadi 20.000 unit," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Dirjen Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian Gatot Irianto menjelaskan, pompa tersebut dapat menyedot air dari sungai yang paling dalam.

Your browser doesn’t support HTML5

Antisipasi Dampak Kekeringan, Kementerian Pertanian Siapkan Puluhan Ribu Pompa Air

"Kami memberikan pompa berukuran besar untuk menyedot air dari sungai yang dalam. Sehingga, air ini bisa dinaikan dan digunakan untuk mengairi sawah-sawah yang berpotensi mengalami kekeringan," jelas Gatot Irianto.

Gatot memprediksi, ada 190 ribu hektar lahan di seluruh Indonesia yang akan mengalami dampak kekeringan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, bahwa musim kemarau di Indonesia akan berlanjut hingga November mendatang.

Kepala Bidang Informasi Iklim BMKG Evi Lutfiati menjelaskan, musim kemarau di Indonesia tahun ini akan berlangsung dua bulan lebih panjang. Musim panas yang biasa terjadi pada April hingga Oktober, kemungkinan akan terus berlanjut hingga November. Kondisi ini dipicu oleh gelombang panas El Nino yang disebabkan naiknya suhu permukaan laut di darah Samudra Pasifik. Selain itu posisi Matahari yang semakin mendekati equtor atau garis khatulistiwa juga menjadi faktor penyebab kemarau panjang.

"Tahun ini ada fenomena el nino dan kita lihat intensitasnya moderate saat ini. Kemudian ada peluang menguat. Himbauan kami kepada maasyarakat bahwa menghadapi musim kemarau ini agak kering.sehingga ya hemat air," kata Evi Lutfiati.

Dirjen Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian Gatot Irianto menjelaskan, lahan pertanian yang paling terimbas dampak kekeringan terdapat di Kota Indramayu, Cirebon, Subang, Demak dan Grobogan. Untuk mengatasi ancaman gagal panen, para petani di daerah tersebut beralih ke tanaman non padi seperti semangka, melon, dan palawija, terutama kacang hijau. Namun, untuk beberapa daerah seperti Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, para petani masih bisa bertahan dengan menanam padi.

Berdasarkan data dari Kementan, luas lahan persawahan tahun ini yang diselamatkan dari puso (gagal panen) berkurang 106 ribu hektare dibandingkan tahun lalu dalam periode Juli hingga Oktober.

Sebelumnya, tanaman padi di sejumlah wilayah di Indonesia mulai mengering akibat bencana kekeringan atas kemarau dan terancam gagal panen. Kekeringan tersebut disebabkan semakin berkurangnya air irigasi untuk pertanian.