Antrean langsung terlihat ketika tempat pemungutan suara (TPS) mulai dibuka di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Sebanyak 319 warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Tanjung Gusta begitu antusias untuk menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2019.
Kepala Lapas Perempuan Klas II A Tanjung Gusta, Surta Duma Sihombing mengatakan antusias para warga binaan untuk menggunakan hak pilihnya meningkat dibanding Pilgub/Pilkada pada tahun 2018.
"Ini anak-anak pada bilang kami mau memilih. Dulu tidak seperti ini, tidur-tiduran malah. Saya juga bingung antusias semua," kata Surta di Medan, Rabu (17/4).
Your browser doesn’t support HTML5
Antusiasnya warga binaan untuk menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2019 juga terlihat dari banyaknya narapidana yang mengeluh. Keluhan itu lantaran hampir sebagian warga binaan tidak mendapatkan formulir C6.
"Menurut warga binaan di sini mereka ingin memilih tapi tidak ada suratnya. Ya kita bilang itu semua yang kasih ini KPU. Walaupun kemarin kita banyak ajukan tapi ternyata cuma segini yang diselesaikan. Padahal kemarin sudah kerja sama dengan KPU tapi tetap tidak bisa ternyata," ungkap Surta.
Lanjutnya, dari total 515 warga binaan di Lapas Perempuan Kelas II A Tanjung Gusta hanya 319 narapidana yang mendapatkan formulir C6. Mereka terbagi menjadi dua kategori yaitu 127 warga binaan masuk ke dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sedangkan 192 narapidana merupakan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).
"Kami usulin semua kemarin. Kirain ini masuk DPTb ternyata tidak juga," ujar Surta.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi saat melihat proses Pemilu di Lapas Perempuan Klas II A Tanjung Gusta juga menuturkan banyak warga binaan yang begitu antusias mengikuti pesta demokrasi ini. Setelah mendengarkan keluhan dari warga binaan soal banyak yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya, Edy mengkritik Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait pendistribusian surat suara di Lapas Perempuan Klas II A Tanjung Gusta.
"Antusias saudara-saudara kita yang di Lapas ini begitu besar. Hanya kesiapan KPU nanti harus kita evaluasi. Jadi surat suara 50 persen tidak terdukung di tempat ini. Mereka berteriak-teriak sampai sekarang, ini yang harus kita perhatikan. Kita apresiasi walaupun kondisi di sini tapi motivasi mereka untuk memilih pimpinannya begitu tinggi," pungkas Edy. [aa/as]