Anwar Ibrahim Bantah Terkait dengan Hilangnya Pesawat

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim di pengadilan Putra Jaya, Malaysia, 7 Maret 2014 (foto: dok).

Beberapa laporan mengatakan bahwa pilot pesawat, Kapten Zaharie Ahmad Shah adalah anggota aktif partainya Anwar, Partai Keadilan Rakyat.
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim membantah apa yang disebut upaya nekad untuk mengaitkannya dengan menghilangnya pesawat Malaysian Airlines dengan nomor penerbangan MH370.

Beberapa laporan baru-baru ini menyiratkan bahwa pilot pesawat yang hilang, Kapten Zaharie Ahmad Shah adalah anggota aktif partai politik pimpinan Anwar Ibrahim, yaitu Partai Keadilan Rakyat.

Spekulasi mengenai keterlibatan Zaharie menguat setelah pihak berwenang Malaysia mengatakan pesawat jet itu dengan sengaja dialihkan.

Beberapa media asing mengatakan Zaharie membajak pesawat itu karena marah atas keputusan bersalah terhadap Anwar dalam sidang mengenai sodomi, yang dijatuhkan beberapa jam sebelum pesawat lepas landas.

Namun dalam sebuah tulisan di blog-nya, Anwar mengatakan pernyataan buruk mengenai karakter Zaharie atau mengaitkan kecenderungan politiknya dengan menghilangnya pesawat sebagai upaya gegabah, tidak sensitif dan sangat merusak nama baik.

Sementara itu, pihak berwenang Malaysia mengatakan, pencarian pesawat yang hilang telah diperluas sehingga kini mencakup kawasan lebih dari 4 juta km persegi.

Menteri Pertahanan (yang sekaligus penjabat Menteri Transportasi) Hishammuddin Hussein, Selasa, juga meminta lebih banyak kerjasama internasional untuk membantu mempertajam pencarian.

Pihak berwenang meyakini bahwa pesawat Boeing 777 Malaysian Airlines itu dengan sengaja dialihkan dan diterbangkan entah ke Utara menuju Asia Tengah atau ke selatan menuju Samudera India.

Lebih dari 26 negara terlibat dalam usaha pencarian pesawat itu, yang hilang 8 Maret lalu dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing.

Pihak berwenang menolak untuk menghapus segala kemungkinan, termasuk terorisme, pembajakan atau kegagalan fungsi mekanik.

Beijing mengatakan Selasa, tampaknya tidak ada satupun dari 154 warga China yang menjadi penumpang pesawat itu memiliki kaitan dengan terorisme dan pembajakan.

Huang Huikang, Duta Besar China untuk Malaysia, mengatakan pemeriksaan ekstensif latar belakang telah selesai dilakukan terhadap terhadap ke-154 penumpang pesawat dari China daratan.

Duta Besar itu juga mengatakan, China telah mulai mencari Boeing 777 dan 239 orang penumpangnya "di wilayah sepanjang di jalur utara" wilayah pencarian.

Sementara itu, harian New York Times melaporkan rencana rute pesawat itu tampaknya telah diubah oleh sistem komputer yang kemungkinan besar diprogram oleh seseorang di kokpit yang mempunyai pengetahuan tentang sistem pesawat canggih.

Berbicara dengan tidak menyebut nama mereka, para pejabat Amerika mengatakan kepada Times perkembangan itu memperkuat teori bahwa perbuatan kejahatan telah dilakukan dan kemungkinan akan meningkatkan penyelidikan mengenai pilot dan kopilot pesawat itu.