Apa Dampak Bagi Industri dan Perusahaan Otomotif Jika Merger antara Nissan dan Honda Terlaksana?

  • Associated Press
Beberapa pengunjung berjalan di dekat mobil buatan Honda yang ditampilkan di sebuah showroom di Tokyo, pada 8 Februari 2022. (Foto: AP/Eugene Hoshiko)

Beberapa pengunjung berjalan di dekat mobil buatan Honda yang ditampilkan di sebuah showroom di Tokyo, pada 8 Februari 2022. (Foto: AP/Eugene Hoshiko)

Produsen mobil Jepang, Nissan Motor Corp. dan Honda Motor Co. pada Rabu (18/12) mengonfirmasi bahwa mereka sedang mendiskusikan kolaborasi yang lebih erat, namun membantah laporan bahwa mereka telah memutuskan untuk melakukan merger.

Harga saham Nissan melonjak hampir 24% di Tokyo setelah laporan-laporan yang mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Nissan mungkin akan bergabung dengan Honda untuk membentuk grup produsen mobil terbesar ketiga di dunia. Sementara harga saham Honda turun 3%. Anggota aliansi Nissan, Mitsubishi Motors Corp, juga menjadi bagian dari pembicaraan tersebut.

Perdagangan saham Nissan sempat dihentikan, meskipun kemudian dilanjutkan kembali setelah kedua perusahaan itu mengeluarkan pernyataan bahwa mereka sedang “mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk kolaborasi di masa depan, namun belum mengambil keputusan apa pun.”

Perombakan industri

Melesatnya produk-produk buatan produsen mobil China mengguncang industri otomotif ketika para produsen berjuang untuk beralih dari kendaraan yang digerakkan oleh bahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Kendaraan listrik yang relatif murah yang dirilis oleh BYD, Great Wall, dan Nio menggerogoti pangsa pasar perusahaan mobil AS dan Jepang di China dan di negara-negara lain.

BACA JUGA: Honda dan Nissan Dikabarkan Mulai Pembicaraan Awal untuk Merger

Dalam hal mobil listrik, produsen mobil Jepang telah tertinggal dari para pesaing besar, dan saat ini mereka sedang berupaya memangkas biaya dan mengejar ketertinggalan.

Nissan, Honda, dan Mitsubishi pada bulan Agustus lalu mengumumkan akan berbagi komponen untuk kendaraan listrik, seperti baterai, dan bersama-sama meneliti perangkat lunak untuk sistem kemudi otomatis agar dapat beradaptasi lebih baik terhadap perubahan dramatis yang terjadi dalam industri otomotif yang kini berpusat pada elektrifikasi. Kesepakatan awal antara Honda, produsen mobil terbesar kedua di Jepang, dan Nissan, produsen mobil terbesar ketiga, diumumkan pada bulan Maret.

Merger antara kedua perusahaan dapat menghasilkan perusahaan raksasa senilai sekitar US$55 miliar berdasarkan kapitalisasi pasar dari ketiga produsen mobil tersebut.

Bergabungnya ketiga perusahaan itu akan membantu para produsen mobil Jepang yang lebih kecil untuk meningkatkan skala persaingan dengan Toyota Motor Corp dan Volkswagen AG dari Jerman yang memimpin di pasar otomotif. Toyota sendiri memiliki kemitraan teknologi dengan Mazda Motor Corp. dan Subaru Corp.

Apa yang Honda butuhkan dari Nissan?

Nissan memiliki SUV besar dengan konstruksi truk seperti Armada dan Infiniti QX80 yang tidak dimiliki Honda. Wakil Presiden AutoForecast Solutions Sam Fiorani mengatakan SUV besar itu memiliki kapasitas derek yang besar dan performa off-road yang baik.

Seorang pekerja tengah memeriksa mesin di lini produksi di pabrik Nissan Motor Co. di Yokohama, Jepang, pada 2 Agustus 2017. (Foto: AP/Shizuo Kambayashi)

Nissan juga memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam membangun baterai dan kendaraan listrik, serta powertrain hybird gas-listrik yang dapat membantu Honda mengembangkan mobil listrik dan hibrida generasi berikutnya, tambah Fiorani.

Sementara analis industri otomotif di Detroit, Sam Abuelsamid menilai “Nissan memiliki beberapa segmen produk yang saat ini tidak dimiliki oleh Honda, sehingga merger atau kemitraan dapat membantu.”

Meskipun mobil keluaran Nissan seperti Leaf dan Ariya belum cukup laku di Amerika Serikat, keduanya merupakan kendaraan yang solid, kata Fiorani. “Nissan tidak berpuas diri, dan telah mengembangkan teknologi ini,” katanya. “Mereka akan menghadirkan produk-produk baru yang dapat memberikan platform yang baik bagi Honda untuk generasi berikutnya.”

Kenapa sekarang?

Nissan bulan lalu mengatakan akan memangkas 9.000 lapangan kerja, atau sekitar 6% dari angkatan kerja globalnya, dan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20% setelah melaporkan kerugian triwulanan sebesar 9,3 miliar yen atau sekitar $61 juta.

Awal bulan ini Nissan melakukan perombakan manajemen dan gaji kepala eksekutifnya, Makoto Uchida, dipotong sebesar 50% sebagai bentuk tanggung jawab atas kesulitan keuangan. Ketika itu Uchida mengatakan Nissan perlu menjadi lebih efisien dan merespons selera pasar, kenaikan biaya, dan perubahan global lainnya dengan lebih baik.

BACA JUGA: Malaysia Luncurkan Kendaraan Listrik Buatan Lokal Pertama

Fitch Ratings baru-baru ini menurunkan prospek kredit Nissan menjadi “negatif,” dengan alasan memburuknya profitabilitas, sebagian karena penurunan harga di pasar Amerika Utara. Namun diketahui bahwa mereka memiliki struktur keuangan yang kuat dan cadangan kas yang kuat yang mencapai 1,44 triliun yen atau sekitar $9,4 miliar.

Harga saham Nissan anjlok, hingga dianggap bisa ditawar. Sebuah laporan di majalah keuangan Jepang “Diamond” mengatakan pembicaraan dengan Honda menjadi mendesak setelah produsen iPhone Taiwan Hon Hai Precision Industry Co., atau lebih dikenal sebagai Foxconn, mulai menjajaki kemungkinan akuisisi Nissan sebagai bagian dari upayanya memasuki sektor kendaraan listrik.

Perusahaan tersebut telah berjuang selama bertahun-tahun menyusul skandal yang dimulai dengan penangkapan mantan pimpinannya Carlos Ghosn pada akhir tahun 2018 atas tuduhan penipuan dan penyalahgunaan aset perusahaan. Ghosn telah membantah tuduhan ini. Ghosn akhirnya dibebaskan dengan jaminan dan kemudian melarikan diri ke Lebanon.

Sementara Honda melaporkan bahwa keuntungannya turun hampir 20% pada paruh pertama tahun fiskal April-Maret dibandingkan tahun sebelumnya, karena penurunan penjualan di China. [em/ab]