Sebuah aplikasi ponsel pintar dapat menghubungkan alat bantu pendengaran dengan perangkat ponsel pintar.
TORONTO —
Aplikasi ponsel pintar baru yang menghubungkan alat bantu pendengaran membantu orang-orang yang pendengarannya terganggu untuk meningkatkan volume suara di perangkat mereka atau menggunakannya sebagai headphone untuk streaming panggilan telepon, video YouTube dan musik.
Sekitar 36 juta orang dewasa Amerika mengalami gangguan pendengaran, menurut National Institute of Deafness and Other Communication Disorders atau Institut Nasional Keadaan Tuli dan Gangguan Komunikasi Lainnya. Tapi hanya seperlima dari jumlah tersebut yang menggunakan alat bantu pendengaran.
“Orang-orang akan selalu membutuhkan alat bantu pendengaran yang baik, tapi yang membedakan satu perusahaan dengan lainnya adalah bagaimana konektivitas alat tersebut dengan ponsel pintar, dan alat bantu pendengaran tersebut akan membutuhkan aplikasi,” kata Lars Viksmoen, CEO GN ReSound, pembuat alat bantu pendengaran yang bermarkas di Denmark, dalam sebuah wawancara telepon.
Aplikasi baru dan gratis perusahan tersebut, ReSound Smart untuk iPhone, menjadikan alat bantu pendengaran sebagai headphone dan membantu pengguna mengkonfigurasi pengaturan alat bantu dengar mereka dari jarak jauh, seperti volume, treble dan bass. Aplikasi tersebut juga bisa mengingat pengaturan khusus untuk tempat yang berbeda.
“Kalau Anda misalnya berada di suatu tempat yang sering Anda datangi, seperti warung kopi, Anda bisa melakukan penyesuaian dan aplikasi akan menandai lokasi Anda, jadi kalau Anda datang ke warung kopi tersebut, alat bantu pendengaran akan mengingat pengaturan yang Anda buat,” kata Laurel Christensen, direktur pendengaran perusahaan tersebut.
Di tempat-tempat yang ribut, sebuah pilihan pada aplikasi tersebut bisa mengubah iPhone menjadi mikrofon, streaming percakapan pada alat bantu pendengaran supaya lebih jelas. Aplikasi tersebut juga bisa membantu orang mencari alat bantu pendengaran mereka, kalau mereka lupa meletakkannya di mana.
“Saat Anda berjalan di rumah, bar penunjuk sinyal menjadi lebih kuat ketika alat bantu semakin dekat,” kata Christensen.
Perusahaan tersebut memproduksi alat bantu pendengaran, yang dinamakan ReSound LiNX, yang berharga sekitar $6000 satu pasangnya dan bisa digunakan dengan atau tanpa iPhone.
“Saya pikir kita akan melihat lebih banyak inovasi di bidang ini karena baby boomers. Mereka tertarik dengan teknologi dan mereka ingin selalu tersambung dengan teknologi,” ujarnya.
Aplikasi lain menyambungkan alat bantu pendengaran ke ponsel pintar melalui perangkat perantara, termasuk miniTek Remote App untuk Android yang menyambungkan alat bantu pendengaran Siemens melalui sebuah streamer.
Steve Aiken, associate professor audiologi di Dalhousie University di Nova Scotia, Kanada, mengatakan aplikasi tersebut menguntungkan karena menyambungkan alat bantu pendengaranan ke teknologi lainnya yang sudah terintegrasi dengan kehidupan orang.
Still, there are some risks, he said.
“One is that people could damage their hearing further if they adjust the settings incorrectly. And the other is that they miss out on the benefits if they're not configured properly because it takes people's brains a while to acclimatize to sounds they haven't heard in a long time,” he said.
Sekitar 36 juta orang dewasa Amerika mengalami gangguan pendengaran, menurut National Institute of Deafness and Other Communication Disorders atau Institut Nasional Keadaan Tuli dan Gangguan Komunikasi Lainnya. Tapi hanya seperlima dari jumlah tersebut yang menggunakan alat bantu pendengaran.
“Orang-orang akan selalu membutuhkan alat bantu pendengaran yang baik, tapi yang membedakan satu perusahaan dengan lainnya adalah bagaimana konektivitas alat tersebut dengan ponsel pintar, dan alat bantu pendengaran tersebut akan membutuhkan aplikasi,” kata Lars Viksmoen, CEO GN ReSound, pembuat alat bantu pendengaran yang bermarkas di Denmark, dalam sebuah wawancara telepon.
Aplikasi baru dan gratis perusahan tersebut, ReSound Smart untuk iPhone, menjadikan alat bantu pendengaran sebagai headphone dan membantu pengguna mengkonfigurasi pengaturan alat bantu dengar mereka dari jarak jauh, seperti volume, treble dan bass. Aplikasi tersebut juga bisa mengingat pengaturan khusus untuk tempat yang berbeda.
“Kalau Anda misalnya berada di suatu tempat yang sering Anda datangi, seperti warung kopi, Anda bisa melakukan penyesuaian dan aplikasi akan menandai lokasi Anda, jadi kalau Anda datang ke warung kopi tersebut, alat bantu pendengaran akan mengingat pengaturan yang Anda buat,” kata Laurel Christensen, direktur pendengaran perusahaan tersebut.
Di tempat-tempat yang ribut, sebuah pilihan pada aplikasi tersebut bisa mengubah iPhone menjadi mikrofon, streaming percakapan pada alat bantu pendengaran supaya lebih jelas. Aplikasi tersebut juga bisa membantu orang mencari alat bantu pendengaran mereka, kalau mereka lupa meletakkannya di mana.
“Saat Anda berjalan di rumah, bar penunjuk sinyal menjadi lebih kuat ketika alat bantu semakin dekat,” kata Christensen.
Perusahaan tersebut memproduksi alat bantu pendengaran, yang dinamakan ReSound LiNX, yang berharga sekitar $6000 satu pasangnya dan bisa digunakan dengan atau tanpa iPhone.
“Saya pikir kita akan melihat lebih banyak inovasi di bidang ini karena baby boomers. Mereka tertarik dengan teknologi dan mereka ingin selalu tersambung dengan teknologi,” ujarnya.
Aplikasi lain menyambungkan alat bantu pendengaran ke ponsel pintar melalui perangkat perantara, termasuk miniTek Remote App untuk Android yang menyambungkan alat bantu pendengaran Siemens melalui sebuah streamer.
Steve Aiken, associate professor audiologi di Dalhousie University di Nova Scotia, Kanada, mengatakan aplikasi tersebut menguntungkan karena menyambungkan alat bantu pendengaranan ke teknologi lainnya yang sudah terintegrasi dengan kehidupan orang.
Still, there are some risks, he said.
“One is that people could damage their hearing further if they adjust the settings incorrectly. And the other is that they miss out on the benefits if they're not configured properly because it takes people's brains a while to acclimatize to sounds they haven't heard in a long time,” he said.