Armada China Bertolak ke Pesisir Rusia, Moskow Lanjutkan Latihan Zapad 

Kendaraan tentara Belarusia bersiap mengikuti latihan perang di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Belarus, 11 September 2017. Rusia dan Belarus mengadakan latihan perang besar-besaran, Zapad 2017, yang dimulai hari Kamis lalu (13/9).

Armada empat kapal China telah melakukan latihan formasi di Laut Jepang, dekat Korea Utara, sebelum menuju ke pelabuhan Vladivostok, Rusia, untuk mengikuti latihan militer darat dan laut dengan Rusia. Moskow sedang melakukan latihan militer terbesarnya sejak Perang Dingin di daerah-daerah dekat perbatasan baratlautnya.

Rusia dan Belarus menyatakan latihan-latihan yang dilakukan di perbatasan barat mereka - sampai ke Kaliningrad dan di luar St. Petersburg - semata-mata bersifat defensif.

Operasi yang diberi nama Zapad 2017 itu mencakup latihan bersama dengan Belarus. NATO mengawasi dengan seksama latihan-latihan tersebut dan menyatakan kegiatan itu melibatkan hingga 100 ribu tentara, bukan 12.700 tentara sebagaimana yang diklaim Moskow, serta mencakup penembakan misil balistik yang mampu membawa bom nuklir.

Vladimir Makarov, juru bicara Kementerian Pertahanan Belarus, mengatakan, “Pada 17 September, suatu tahap latihan militer baru dimulai. Dalam tahap baru ini, kami akan berlatih menggunakan metode-metode operasi tentara dan kekuatan dalam melancarkan aksi militer untuk memukul mundur agresi terhadap Rusia dan Belarus.”

Akan tetapi beberapa pengamat militer menyatakan latihan-latihan itu juga mencakup invasi tiruan terhadap dua negara fiktif yang mirip dengan Polandia dan Lithuania, sehingga membuat kedua negara itu gelisah. Seorang analis Estonia menyatakan bahwa Rusia melakukan latihan militer berskala besar sebelum menginvasi Georgia dan Krimea.

Kalev Stoicescu, dari International Center for Defense and Security, menyatakan, “Kami telah melihat latihan-latihan yang diselenggarakan empat tahun dan delapan tahun lalu, dan sangat jelas bagi kami latihan apa yang mereka lakukan meskipun mereka secara resmi mengemukakan skenario-skenarionya. Di antaranya, tentu saja, mereka melakukan latihan pertahanan, terhadap entah siapa saya tidak tahu, tetapi bagaimanapun, kami melihat ada sifat ofensif yang jelas dalam skenario dan latihan mereka, termasuk dalam menghadapi negara-negara Baltik dan Polandia."

Tetapi ia menambahkan, Belarus memiliki alasan lebih banyak untuk khawatir akan invasi Rusia daripada negara-negara anggota NATO. Moskow tidak tertarik untuk memprovokasi sekutu-sekutu Barat, ujarnya, tetapi selalu dapat memiliki alasan untuk menggelar kekuatan di Belarus.

Kalev Stoicescu menambahkan, “Misalnya, menyatakan bahwa ‘Ya, Anda lihat, sekutu mengerahkan kekuatan mereka ke negara-negara Baltik dan Polandia, jadi kami mengerahkan kekuatan kami di Belarus, yang merupakan sekutu kami.’ Sangat sederhana, bukan? ‘Jadi ini hanyalah sebuah tanggapan Rusia, bukan agresi lainnya.’”

Vladimir Makarov, juru bicara Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan, jumlah tentara Rusia yang berpartisipasi dalam latihan gabungan itu jauh lebih sedikit daripada 7.000 tentara setempat yang mengikutinya.

Ia menjelaskan, “Pada awal latihan, semua unit pasukan Rusia, terdiri dari sekitar 3.000 tentara, dikerahkan di wilayah Belarus dan tidak akan ada lagi unit-unit lain yang datang.”

Latihan Zapad 2017 akan berakhir pada 20 September. Namun bahkan sebelum itu, Rusia dijadwalkan memulai serangkaian latihan militer darat dan laut bersama dengan China di pantai timurnya pada hari Senin. Kedua negara telah melakukan latihan angkatan laut pada bulan Juli di Laut Baltik, Rusia. Mereka menyatakan tujuan latihan itu adalah meningkatkan keamanan di lautan, tetapi banyak kalangan yang menganggapnya sebagai suatu unjuk kekuatan terhadap NATO. [uh/ab]