Armenia Putuskan Hubungan dengan Hongaria

Mourners sing outside the home of Nelson Mandela in Johannesburg, Dec. 9, 2013.

Armenia memutuskan hubungan dengan Hongaria karena memulangkan tentara Azerbaijan yang membunuh tentara Armenia kembali ke negaranya.
Letnan Azerbaijan Ramil Safarov disambut hangat di ibukota Baku, setibanya dari Hongaria, di mana ia dipenjara karena pembunuhan.

Safarov dijatuhi hukuman seumur hidup tahun 2006 oleh Pengadilan Kota Budapest setelah mengaku membunuh Letnan Gurgen Markarian dari Armenia ketika ia tidur.

Insiden itu terjadi ketika keduanya berada di Hongaria tahun 2004 mengikuti kursus bahasa yang diadakan aliansi militer NATO.

Tetapi, segera setelah Safarov tiba di bandara Baku, ia mendapat grasi dari Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

Dalam pernyataan singkat, Presiden Aliyev menyebutkan ia menyatakan hari Jumat bahwa Safarov, “harus dibebaskan dari masa hukumannya.”

Safarov mengatakan kepada wartawan bahwa ia memandang kebebasannya sebagai “pemulihan keadilan.”

Ia menjelaskan bahwa ia “sangat bahagia” dan “sulit menemukan kata-kata yang tepat” untuk menyampaikan perasaannya. Safarov mengatakan ingin “menyampaikan terima kasih kepada Panglima Teringgi Presiden Ilham Aliyev dan semua orang yang mendukungnya.”

Presiden Armenia Serzh Sarkisyan mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa “Pemerintah Hongaria seharusnya paham telah membuat kekeliruan besar.”

Ia menambahkan hari Jumat, pemerintahnya akan “memutuskan hubungan diplomatik dan semua hubungan dengan Hongaria.”

Departemen Luar Negeri Amerika mengeluarkan pernyataan bahwa Amerika “sangat gusar “ dengan berita grasi atas tentara itu dan menyampaikan “keprihatinan mendalam” terhadap Azerbaijan terkait tindakan itu. Departemen Luar Negeri Amerika juga akan berupaya mendapat rincian lebih jauh dari Hongaria tentang keputusan memulangkan Safarov ke Azerbaijan.

Namun, Hongaria mengatakan Azerbaijan berjanji akan menghormati keputusan pengadilan Budapest, yaitu” orang-orang yang dijatuhi hukuman seumur hidup bisa secepat-cepatnya dibebaskan secara bersyarat setelah menjalani masa hukuman 25 tahun.”

Pembunuhan itu menggarisbawahi ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan mengenai sengketa wilayah Nagorno-Karabakh.

Wilayah itu terletak di Azerbaijan, tetapi berada di bawah kekuasaan tentara dan etnis Armenia sejak berakhirnya perang separatis enam tahun pada tahun 1994 yang menewaskan 30.000 orang dan menyebabkan satu juta orang kehilangan tempat tinggal.