Para pejabat Birma mengatakan beberapa daerah etnis minoritas tidak akan diizinkan memilih dalam pemungutan suara 7 November karena situasi di sana tidak kondusif untuk pemilihan yang "bebas dan adil".
Media pemerintah hari Kamis melaporkan lebih dari 200 desa tidak diikutkan dalam pemilu itu. Desa-desa itu berada di negara-negara bagian dengan etnis minoritas Kachin, Kayah, Kayin, Mon, dan Shan, yang merupakan tempat bagi kelompok-kelompok pemberontak bersenjata.
Kelompok-kelompok etnis daerah tersebut telah lama berselisih dengan pemerintah militer negara itu. Lembaga-lembaga HAM menuduh militer Birma melanggar hak asasi kaum minoritas.
Juga hari Kamis, seorang diplomat senior Amerika mengatakan ia yakin pemilu di Birma akan kekurangan legitimasi internasional, tetapi ia menambahkan pemilu itu kemungkinan bisa melahirkan para pemain baru dalam politik yang terbuka bagi perubahan, dan struktur politik di negara itu.
Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Asia Timur, Kurt Campbell, mengatakan ia kecewa dengan hasil dari upaya Amerika untuk berdialog dengan Birma tapi menurutnya hal itu masih merupakan pilihan terbaik selagi negara itu mempersiapkan pemilu.