Pada hari Senin (18/3), tentara Republik Dominika dikerahkan ke perbatasan Haiti untuk memantau arus penyeberangan di tengah pergolakan politik yang mengguncang Haiti selama berminggu-minggu, menyebabkan pembentukan pemerintahan baru.
Menurut Arturo Trinado, seorang pedagang setempat, terjadi penurunan arus migran dari Haiti ke Republik Dominika di perbatasan Jimani yang menghubungkan kedua negara kepulauan Hispaniola tersebut. Siapa pun yang masuk ke wilayah itu harus menjalani pemeriksaan di gerbang perbatasan.
Meningkatnya kekerasan antargeng mendorong para pemimpin di kawasan untuk mengusulkan sejumlah nama tokoh politik yang akan terlibat dalam dewan kepresidenan sementara, yang bertugas mencari pemimpin baru negara itu, setelah Perdana Menteri Haiti Ariel Henry menyatakan dirinya akan mengundurkan diri.
Para pemimpin geng yang sejak lama berusaha menggulingkan Henry memperingatkan kemungkinan terjadinya pertempuran di Haiti dan mengancam para politisi yang bergabung dengan dewan transisi. Sementara itu, warga menghadapi berkurangnya pasokan makanan dan perawatan medis yang semakin parah akibat berubahnya rute perusahaan pelayaran. [mm/rd]