Sejumlah pejabat Amerika Serikat yang bertugas melacak keberadaan ISIS melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa kepemimpinan inti dari kelompok teror itu memperkuat kendali atas jaringan afiliasi globalnya meskipun mengalami serangkaian kekalahan besar.
Secara khusus, Amerika Serikat menyampaikan kekhawatiran akan Direktorat Jenderal Provinsi kelompok teror tersebut, yang terdiri dari sembilan kantor regional yang dibentuk dalam beberapa tahun terakhir untuk mempertahankan reputasi grup itu dan kemampuan globalnya.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, pada Kamis, menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh kantor-kantor regional itu, menyatakan para pemimpin kantor di Irak dan di wilayah Sahel Afrika masuk ke dalam daftar Teroris Global.
“Kami tetap berfokus pada memutus kemampuan ISIS untuk menggalang dan mengalihkan dana di berbagai yurisdiksi,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken. Ia berbicara pada pertemuan koalisi global di Riyadh, Arab Saudi, yang selama ini berupaya mengalahkan ISIS.
Pernyataan terpisah dari Departemen Luar Negeri, pada Kamis, mencatat kelompok teror itu mempertahankan koneksi ke sistem keuangan global dan bahwa kepemimpinan inti ISIS "mengandalkan kantor Ditjen Provinsi regional untuk memberikan panduan operasional dan pendanaan di seluruh dunia."
Kekhawatiran akan kantor-kantor regional telah berkembang dalam lebih dari setahun. Laporan PBB memperingatkan pada Juli 2022 bahwa kantor-kantor itu adalah kunci rencana kelompok teror tersebut untuk “menghidupkan kembali kemampuan operasional eksternalnya.”
Laporan PBB tersebut menyebut kantor al-Furqan, yang terletak di cekungan Danau Chad dan bertugas untuk mengawasi upaya kelompok teror itu di sekitar wilayah Nigeria dan wilayah barat Sahel. Laporan itu menyatakan kantor al-Furqan sebagai salah satu "kantor regional ISIS yang paling kuat dan mapan."
Laporan tersebut memperingatkan lebih jauh bahwa kantor Al-Siddiq di afghanista dan Al-Karrar di Somalia juga memiliki peranan penting dalam perluasan kelompk ISIS. [ka/lt/rs]