AS akan Berupaya Keras untuk Temukan Pihak di Balik Kebocoran Dokumen Rahasia

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin (kanan) menyambut kedatangan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal di Pentagon, Arlington, Virginia, pada 12 April 2023. (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, pada Selasa (11/4), mengatakan AS akan terus menyelidiki kebocoran dokumen rahasia hingga sumbernya ditemukan.

Reuters telah mengkaji lebih dari 50 dokumen yang diberi label “Rahasia” dan “Sangat Rahasia,” yang pertama kali muncul di media sosial pada Maret lalu dan membeberkan rincian dari kapabilitas sekutu dan musuh AS.

BACA JUGA: Departemen Kehakiman Buka Penyelidikan Kebocoran Dokumen Rahasia

Reuters belum dapat memverifikasi keaslian dokumen itu secara independen.

Austin adalah pejabat senior AS pertama yang berkomentar tentang kebocoran itu. Ia mengatakan Pentagon tahu bahwa dokumen itu diunggah pada 28 Februari dan pada 1 Maret, tetapi dia tidak yakin apakah ada dokumen lain yang didistribusikan secara online sebelumnya.

"Kami akan mengetahui tentang hal tersebut (dokumen lainnya.red) di saat kami melanjutkan investigasi," tambah Austin.

Penyelidik sedang berusaha menentukan siapa atau kelompok mana yang memiliki kemampuan dan motivasi untuk merilis laporan intelijen tersebut. Kebocoran itu merupakan insiden yang paling merugikan tentang penyebaran informasi pemerintah AS sejak tersebarnya ribuan dokumen pemerintah pada 2013 di Wikileaks.

Beberapa informasi paling sensitif yang ada dalam dokumen yang bocor tersebut berkaitan dengan kapabilitas militer Ukraina dan kekurangannya, dan satu dokumen menyebutkan kehadiran sejumlah kecil pasukan khusus Barat di negara itu.

Departemen Kehakiman AS telah memulai penyelidikan kejahatan terhadap kebocoran dokumen-dokumen tersebut.

Sejumlah ahli keamanan nasional dan pejabat AS mengatakan mereka curiga bahwa orang yang membocorkan dokumen tersebut adalah warga AS karena luasnya topik yang dibicarakan oleh dokumen-dokumen itu. Sejumlah teori akan berkembang ketika proses investigasi telah berjalan, ujar para ahli. [jm/lt/rs]