Amerika Serikat berencana mendorong gencatan senjata dan pembebasan sandera, setelah kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar, kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller pada Kamis (17/10).
“Pertama-tama, seperti yang Anda ketahui, kami telah berusaha mencapai gencatan senjata dan memulangkan para sandera, meringankan penderitaan rakyat Palestina dan mengakhiri perang selama berbulan-bulan, dan hambatan utama dalam mencapai gencatan senjata itu serta [upaya] untuk mengakhiri perang, adalah Sinwar, yang sama sekali menolak untuk berunding dalam beberapa pekan terakhir, dan telah mengatakan tidak, berulang kali. Hambatan itu jelas telah disingkirkan,” kata Miller.
Dalam jumpa pers rutin tersebut, Miller menyatakan bahwa dengan tidak terlibatnya lagi Sinwar, Washington melihat peluang untuk mengakhiri konflik.
“Selama beberapa pekan terakhir, tidak ada negosiasi untuk mengakhiri perang karena Sinwar menolak bernegosiasi,” tambahnya.
BACA JUGA: Pemimpin Dunia Bereaksi Atas Tewasnya Yahya SinwarDia juga menegaskan hak Israel untuk melawan Hamas dan memberikan tekanan untuk memastikan pembebasan sandera, sambil menekankan perlunya solusi politik di Gaza.
"Jalan ke luar ke depan, yang tidak mencakup rekonstruksi, keamanan, dan pembangunan kembali, dan jalan politik ke depan di Gaza, bukanlah jalan yang benar-benar akan mengakhiri perang,” ujar Miller.
Selain itu, dia juga menekankan pentingnya pembebasan para sandera.
“Saya ingin menjelaskan kepada siapa pun, yang mempertimbangkan untuk melukai sandera Amerika atau yang lainnya, bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban dengan cara yang sama seperti Yahya Sinwar, dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan warga sipil dan menyandera mereka,” paparnya. [ns/ka]