Paket bantuan keamanan terbaru dari pemerintahan Presiden Joe Biden untuk Ukraina akan mencakup empat sistem roket artileri dengan mobilitas tinggi (HIMARS), amunisi, ranjau, dan kendaraan anti-ranjau, demikian dilaporkan oleh Reuters pada Senin (3/10). Laporan tersebut mengutip dua sumber yang menerima pengarahan mengenai paket bantuan senilai $625 juta (Rp9,5 triliun).
Paket tersebut, yang diperkirakan akan diumumkan secara resmi pada Selasa (4/10), merupakan paket bantuan pertama sejak Rusia mengumumkan pelaksanaan referendum di beberapa wilayah Ukraina yang mereka kuasai.
BACA JUGA: Pasukan Ukraina Capai Kemajuan di KhersonPaket tersebut juga menjadi Presidential Drawdown Authority (PDA) kedua sejak Ukraina berhasil membuat kemajuan besar di medan tempur pada pertengahan September. PDA adalah wewenang presiden untuk mengalokasikan peralatan militer.
Rusia mendeklarasikan aneksasi terhadap sejumlah wilayah Ukraina dan mengadakan apa yang mereka sebut sebagai “referendum” di wilayah-wilayah tersebut. Pemerintahan negara-negara Barat dan Kyiv mengatakan, referendum itu melanggar hukum internasional serta bersifat memaksa dan tidak mewakili kehendak warganya.
Lewat PDA tersebut, keempat peluncur HIMARS dan roket pelengkapnya, ditambah sekitar 200 kendaraan anti-ranjau taktis MRAP, serta amunisi untuk meriam Howitzer dan ranjau, bisa dikirim ke Ukraina dalam beberapa hari ke depan.
Your browser doesn’t support HTML5
PDA memungkinkan pemerintah AS mengalihkan peralatan dan jasa dari stok militer dengan segera tanpa persetujuan kongres untuk menanggapi situasi darurat.
Paket bantuan itu merupakan paket pertama pemerintah AS untuk tahun fiskal 2023, yang saat ini beroperasi di bawah sistem anggaran sementara dan memungkinkan Presiden Biden untuk mengalokasikan surplus persenjataan senilai $3,7 miliar untuk dikirim ke Ukraina hingga pertengahan Desember nanti. [jm/rd]