Ribuan pelajar Indonesia mendatangi gedung Sampoerna, di mana para perekrut dari lebih dari 50 universitas di Amerika memberikan informasi tentang persyaratan masuk, program-program yang ditawarkan dan biaya pendidikan.
Pameran pendidikan itu merupakan bagian dari misi perdagangan bilateral dan pendidikan yang dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Internasional Francisco Sanchez. Ia mengatakan pertukaran pendidikan dapat mendorong ekonomi Amerika. "Pertukaran pendidikan baik untuk memberdayakan para pelajar kami, menciptakan hubungan jangka panjang, dan juga tidak merugikan ekonomi dengan adanya orang-orang yang datang, tinggal di negara kami dan belajar di universitas kami," ujar Sanchez.
Juni lalu, pemerintahan Obama menyisihkan 165 juta dolar untuk masa lima tahun guna mendukung kemitraan universitas dan program pertukaran mahasiswa dalam berbagai jurusan seperti pertanian, bisnis dan teknologi informasi. Bidang sains dari program beasiswa Fulbright akan menerima 15 juta dolar, sementara beasiswa mikro akan mendukung program pelatihan bahasa intensif baik bagi warga Amerika dan Indonesia.
Amerika ingin menjangkau negara-negara yang ekonominya berkembang cepat, seperti Indonesia dan Vietnam, sebagai pasar baru bagi barang dan jasa Amerika. Mahasiswa internasional menyumbang hampir 19 miliar dolar AS ke dalam ekonomi Amerika tahun lalu. Penduduk Indonesia yang besar dan meningkatnya kelas menengah juga bisa membuka peluang baru bagi universitas di Amerika untuk meraup lebih banyak pemasukan.
Amerika mengatakan pihaknya juga ingin mengirim lebih banyak mahasiswa Amerika ke Indonesia untuk meningkatkan pemahaman antara kedua negara. Duta Besar Amerika untuk Indonesia Scot Marciel mengatakan pertukaran pelajar menciptakan pendekatan pribadi menuju hubungan yang lebih baik.
Tapi, untuk menarik lebih banyak mahasiswa Indonesia ke universitas-universitas di Amerika, Marciel mengatakan Amerika harus terlebih dahulu melakukan beberapa hal. "Pertama, pemasaran universitas kita, yang merupakan yang terbaik di dunia, dan kedua, mengubah persepsi buruk bahwa sulit untuk mendapatkan visa pelajar. Jadi, saya praktis turun ke jalan, menghampiri orang-orang dan mengatakan, 'Jai, kami akan memberikan visa jika Anda mau belajar di Amerika,'" kata Marciel.
Ia mengatakan lebih dari 90 persen pelamar Indonesia mendapatkan visa untuk belajar di Amerika, tetapi banyak orang dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia masih merasa tidak diterima karena adanya sejumlah hambatan setelah serangan teror 11 September 2001.
AS Ingin Lipat Gandakan Jumlah Mahasiswa Indonesia di Amerika
Hampir setahun setelah pemerintahan Obama mencanangkan prioritas untuk meningkatkan pertukaran pendidikan tinggi dengan Indonesia, Amerika menekankan kembali komitmennya terhadap diplomasi kebudayaan. Sebagai bagian dari pendekatan ini, Amerika berniat melipatgandakan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika, yang menurut para pejabat akan membantu perekonomian Amerika dan meningkatkan hubungan dengan negara mayoritas Muslim yang berkembang pesat ini.